Sukses

Polusi Bisa Kurangi Kecerdasan Otak, Ini Penjelasan Pakar

Sebuah penelitian asal Tiongkok membuktikan bahwa terlalu sering menghirup polusi bisa mengurangi kecerdasan seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara yang kita hirup sehari-hari ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi organ paru-paru, tapi juga otak kita. Hal ini menjadi perhatian ilmuwan asal Tiongkok baru-baru ini.

Klaim yang telah dilakukan mereka telah diujikan pada lebih dari 25 ribu peserta yang tinggal di sekitar Tiongkok. Penelitian yang telah dilakukan mengusung kerjasama antara Universitas Yale dan peking.

Untuk menguji kemampuan otak peserta, peneliti menggunakan tes matematika dan bahasa pada tahun 2010 dan 2014. Hasil tes yang dilakukan juga dibandingkan dengan kadar polusi udara di tempat peserta.

Tingkat pencemaran itu meliputi senyawa sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan PM10. Hasil temuan mereka memaparkan bahwa polusi udara bisa menyebabkan dampak buruk terhadap kecerdasan manusia,

"Efek polusi bahkan bisa lebih dibuktikan terjadi di antara penduduk lansia yang jika dibandingkan mungkin telah kehilangan beberapa tahun pendidikan dari menghirup udara yang tercemar," tulis Profesor Xi Chen, dari kebijakan kesehatan dan ekonomi Yale School of Public Health.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dikritik oleh pengkaji ilmiah

Alasan yang tepat mengapa orang tua lebih terpengaruh oleh polusi disebabkan akibat sejumlah faktor. Namun faktor yang sering terjadi lebih cenderung terjadi karena orangtua kerap melakukan aktivitas di luar rumah.

Ketika jurnal penelitian ini diterbitkan, tak sedikit pihak mengkritik temuan tersebut. Para pengkaji meyakini banyak faktor lain yang sebenarnya tidak dihitungkan dalam penelitian.

Meski begitu, Chen yakni bahwa penelitian tesebut mampu memperhitungkan banyak faktor. Karena mereka telah menguji orang yang sama dalam waktu empat tahun.

Menurut laporan Greenpeace Asia Timur menjelaskan bahwa hitungan partikulat meter sekecil 2,5 saja mampu menimbulkan risiko kesehatan pada manusia hingga 54 persen

Â