Sukses

Final Writing Competition Beswan Djarum, 16 Mahasiswa Adu Gagasan Inovatif dan Kreatif

Djarum Foundation kembali menyelenggarakan Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Djarum Foundation kembali menyelenggarakan Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2018. Kompetisi menulis tersebut terbuka bagi 500 Beswan Djarum (sebutan bagi mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus) 2017/2018 yang tersebar di 90 perguruan tinggi ternama di seluruh penjuru Indonesia.

Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari. Dia mengatakan bahwa kompetisi menulis ini merupakan program soft skills (keterampilan lunak) lanjutan dari dua soft skills utama yang telah diberikan kepada Beswan Djarum 2017/2018 yakni Character Building serta Leadership Development. 

Writing Competition Beswan Djarum merupakan salah satu program Djarum Beasiswa Plus yang memfasilitasi penerima beasiswa kami untuk berpikir kritis terhadap berbagai permasalahan bangsa dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Serta mempresentasikan hasil olah-otak tersebut dalam sebuah presentasi,” kata Laksmi di sela Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018 di Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Di hadapan para dewan juri, setiap peserta diberikan waktu selama 20 menit untuk mempresentasikan ide atau gagasan mereka. Setelah itu, dewan juri diberikan waktu 20 menit untuk melakukan sesi tanya jawab kepada peserta. Tak sampai di sana, sesi tanya jawab selama 20 menit juga diberikan kepada peserta lain yang ingin menggali lebih dalam tentang gagasan atau ide yang dipresentasikan.

Para peserta sebelumnya telah mendapat pembekalan karakter serta kepemimpinan menjadi sosok pemimpin yang visioner, komunikatif serta membawa pengikutnya menuju perubahan yang lebih baik.

Sebelum melaju ke tahap Final Nasional ini, para peserta kompetisi menulis terlebih dahulu menjalani kompetisi di fase regional yang dibagi dalam empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

 

 

2 dari 2 halaman

16 Peserta dari Berbagai Kampus di Indonesia

Dari empat wilayah tersebut, terpilih 16 Beswan Djarum yang berlaga di tahap Final Nasional, yakni Muhammad Arief Sasmita (Institut Teknologi Bandung), Yuni Kulsum (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Maria Wahyu Daniar (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Celine Christina Handoko (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Anthony Johan (Universitas Diponegoro), Lia Maduma (Universitas Diponegoro), Jowala Parmala Saga (Institut Pertanian Bogor), Maria Roswita (Universitas Tanjungpura), Ade Nur'adliyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Hena Rifa

Fauziyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Dwi Sari Pupaningtyas (Universitas Brawijaya), Aulia Rizki Nuraina (Universitas Airlangga), Jovita Nathania (Universitas Kristen Satya Wacana), Verana Kartika Sari (Universitas Diponegoro), Farhanah Tamimiyah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), serta Adhit Prayoga (Universitas Riau).

Guna menemukan gagasan dan ide-ide terbaik dari para peserta kompetisi menulis, Djarum Foundation senantiasa mendapuk pakar akademisi, praktisi komunikasi hingga pelaku bisnis untuk menjadi dewan juri. Tahun ini, format Dewan Juri Nasional berisikan nama-nama yang tak asing lagi seperti Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si (dosen/peneliti), Bayu Sutiyono (praktisi komunikasi dan media), serta Margareta Astaman (penulis dan pengusaha).

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si sebagai Ketua Dewan Juri dalam kompetisi ini menuturkan, Writing Competition yang digagas Djarum Foundation merupakan upaya nyata dalam memajukan dunia literasi di Indonesia. Terlebih lagi, hal ini berguna sebagai dorongan bagi mahasiswa yang kelak ingin menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah.

“Apa yang dilakukan Djarum Foundation dalam Writing Competition ini harus terus dijalankan karena ini membuat mahasiswa lebih terlatih dalam membuat karya tulis dan pada akhirnya bisa member sumbangan berharga terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat,” kata Eka.