Sukses

Ajaib, Bocah Ini Berhasil Selamat Setelah Besi Menembus Kepalanya

Beruntung dirinya berhasil selamat.

Liputan6.com, Jakarta Seorang bocah asal Kansas, Amerika Serikat bernama Xavier Cunningham, baru saja mengalami hal tragis yang hampir merenggut nyawanya. Hal ini terjadi ketika bocah 10 tahun itu berusaha menyelematkan diri dari sengatan tawon.

Kejadian mengerikan itu bermula ketika Xavier sedang bermain memanjat pohon di halaman rumah sewaktu senja. Dirinyapun berhasil memanjat pohon dan duduk di atasnya. Tak berapa lama kemudian sekawanan lebah kuning hendak menyerangnya.

Xavier pun dengan reflek menghindar dari sengatan tawon tersebut. Nahas, Xavier terjatuh dan tak sengaja mendarat di atas skewer atau tusuk sate yang terbuat dari besi. Bak mimpi buruk, tusuk sate tersebut menancap di kepala belakangnya, dan menembus hingga ke wajah Xavier.

Sang ibu, Gabrielle, segera berlari ke luar rumah ketika mendengar jeritan Xavier. Dia tentu sangat terkejut atas apa yang terjadi kepada sang anak. Dengan segera Gabrielle meminta pertolongan dan membawa Xavier ke rumah sakit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Operasi

Setibanya di rumah sakit, Xavier segera mendapat penanganan. Dokter mengecek kondisi Xavier dan melakukan scan terhadap kepalanya. Dari hasil yang didapat, sang dokter mengungkap bahawa cedera yang dialami Xavier adalah bagian dari mukjizat. Hal ini lantaran meski besi tersebut menembus kepalanya, namun beruntung tak melukai mata, tulang tengkorak, otak maupun pembuluh darah utama di kepalanya.

"Aku tidak pernah melihat satu benda yang menembus kepala sedalam itu dan pasien bisa selamat," jelas sang dokter. Hasil ronsen Xavier juga tak menunjukkan adanya pendarahan aktif di kepala.

Xavier akhirnya menjalani operasi pengangkatan tusuk sate tersebut. Dokter harus melakukannya dengan hati-hati, mengingat lokasi tusukan skewer tersebut sangat dekat dengan organ vital di bagian kepala Xavier. Beruntung operasi berjalan mulus, Xavier pun berhasil selamat dan berangsur pulih.

Reporter: Weni Arfiyani

Sumber: Brilio.net