Sukses

Demi Selamatkan Nyawa, 4 Orang Ini Rela Pura-Pura Meninggal

Walaupun kedengarannya konyol, ini empat aksi orang-orang pura-pura mati untuk selamatkan diri dari tangan penjahat.

Liputan6.com, Jakarta - Saat dihadapkan dalam situasi mendesak, kadangkala otak kita berpikir cepat sebagai aksi untuk bertahan hidup. Ya, memang setiap manusia pasti punya insting untuk menyelamatkan diri meskipun caranya kerap tak terduga hingga konyol.

Empat kisah orang-orang ini merupakan contohnya. Meski terdengar konyol, namun aksi tersebut justru menyelamatkan mereka dari tangan penjahat.

1. Selamat dari insiden berdarah kelab malam

Pria dengan nama samaran Orlando berhasil selamat dalam insiden berdarah di kelab malam Pulse di Orlando, Amerika Serikat dini hari. Dia mengaku berpura-pura mati saat si pelaku menembakkan pistol ke arah orang-orang yang ada di toilet. "Orang-orang berteriak, memohon untuk dibiarkan hidup," seru Orlando.

Setelah melihat korban berjatuhan di toilet, Omar Mateen, si pelaku, kemudian meninggalkan ruang kecil tersebut dan kembali menembaki pengunjung di bar. "Dia keluar dan kembali menembak lagi di luar," ujarnya.

Selama tiga jam Orlando dan teman perempuannya pura-pura tewas hingga akhirnya sang pelaku dilumpuhkan kepolisian Orlando. Setidaknya 50 orang tewas dan 53 lainnya mengalami luka-luka akibat hal tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 4 halaman

2. Selamat dari begal

Wanita yang berprofesi sebagai lurah, Wilujeng Esti Utami (53), selamat dari begal setelah berpura-pura mati. Dia dijebak oleh Agus Siswanto. Agus menjemput Esti dengan alasan ingin bertemu Gus Maki. Sebelum menjemput Esti, Agus meminta Esti untuk membawa uang Rp 60 juta untuk Gus Maki. Kemudian mereka menuju Pondok Pesantren Blokagung untuk menyerahkan uang itu.

Dalam perjalanan, mereka tak langsung tempat tujuan, melainkan membawa keliling Esti hingga ke Kalibaru. Agus sempat meminta Esti untuk melempar uang itu ke kursi belakang, namun Esti menolak. "Saat itu tersangka mulai memukul korban di bagian kepala menggunakan palu yang sudah disiapkan pelaku di dalam mobil," ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawan.

Esti langsung pura-pura mati setelah dipukuli. Tersangka langsung mengikat tangan dan kakinya serta kepalanya ditutup dengan plastik. Kemudian tubuh Esti diceburkan ke sungai dan ditinggal.

3 dari 4 halaman

3. Lolos dari pembataian ISIS

Seorang tentara Irak bernama Ali selamat dari salah satu pembantaian massal kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Saat pembantaian dilakukan dia menjatuhkan diri ke tanah dan berpura-pura mati dalam keadaan telungkup.

Ali ditangkap ISIS bersama ribuan orang lainnya pada pukul 11 saat mereka mencoba kabur di jalan utama dari sebuah markas militer. Sejumlah tentara lain sudah menyarankan dia untuk memakai pakaian sipil supaya tidak ketahuan oleh militan ISIS.

Ali mengatakan dia termasuk salah satu tahanan yang dimasukkan ke dalam kontainer kapal di sebuah tempat di Tikrit sebelum dibawa keluar bersama kelompok terdiri dari sepuluh orang pada pukul 17.00. Mereka kemudian dibariskan untuk ditembak pistol secara bergantian.

Ali menyampaikan ceritanya kepada HRW, dia langsung berbaring berpura-pura tewas ketika peluru militan ISIS sebenarnya meleset tidak mengenai dia. Dia lalu menunggu berjam-jam sebelum kabur di kegelapan malam.

4 dari 4 halaman

4. Pura-pura mati agar berhenti dipukul perampok

Pasangan suami istri pemilik show room mobil bekas di Kudus, Jawa Tengah, selamat dari perampokan, meskipun menderita luka lebam karena kekerasan. Saat itu empat perampok menggasak harta benda milik mereka. Perampok itu menggunakan penutup kepala dan senjata api.

Afrodi dan Masroh mengalami kondisi kritis. Bahkan Masroh sampai dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum (IGD RSU) Mardi Rahayu Kudus untuk mendapatkan perawatan intensif.

Afrodi mengatakan, perampok marah dan memukul tanpa henti ketika ia menolak untuk menunjukkan tempat penyimpanan uang dan benda berharga. "Ketika kami bilang semua uang disimpan di bank mereka tidak percaya."

Saat itulah, kedua korban berpura-pura mati hingga perampok berhenti memukuli korban. "Kami terus dipukuli sekitar satu jam, dan baru berhenti setelah kami berpura- pura mati," terangnya.

Reporter:

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com