Liputan6.com, Jakarta - Tak butuh waktu lama setelah pernikahan, biasanya pasangan baru cenderung mengalami peningkatan berat badan. Kasus semacam ini tak terjadi hanya pada satu dan dua pasangan sehingga membuat bingung apa penyebabnya.
Baca Juga
Advertisement
Oleh sebab itu, seorang ilmuwan dari Central Queensland University, Australia berusaha membongkar hal tersebut dengan melakukan penelitian yang melibatkan 15 ribu orang selama 10 tahun.
Telah ditemukan bahwa kebanyakan pasangan mendapatkan kenaikan berat badan sekitar 5,7 kilogram per tahun. Sedangkan orang yang lajang hanya mendapatkan kenaikan berat badan hingga 1,7 kilogram per tahun.
Penyebab kenaikan berat badan yang besar itu membuat penasaran sang peneliti utama, Stephanie Schoeppe.
"Ketika seseorang merasa tidak perlu lagi terlihat bagus untuk menarik pasangannya lagi, mereka merasa bebas untuk makan dalam porsi besar," kata Stephanie, dilansir dari World of Buzz.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Banyak faktor lain
Alasan lain di balik peningkatan berat badan ini juga disebabkan karena para orangtua kerap menghabiskan sisa makanan anak-anak mereka. Porsi makan yang meningkat dari yang mereka butuhkan, bisa jadi faktor utama kenaikan berat badan.
Namun kenaikan berat badan tidaklah selalu dilihat secara buruk. Malahan ada yang sampai berhenti merokok, menghindari alkohol hingga berolahraga bersama. Kenaikan berat badan hanya sedikit dari efek samping setelah menikah.
Sebagai contoh lain, peneliti memaparkan bahwa kualitas hidup seseorang juga lebih baik ketika bersama pasangan.
Hubungan yang baik dalam suatu pasangan tidak hanya membuat bahagia, tapi mengurangi rasa kesepian hingga memiliki kualitas kehidupan seks yang lebih memuaskan. Harapan hidup seseorang juga jauh meningkat 10-15 persen karena menjadi lebih sejahtera saat bersama pasangan.
Advertisement