Sukses

Robek PR yang Dikerjakan Anaknya hingga Dinihari, Alasan Pria Ini Bikin Salut

Sebal dengan pekerjaan rumah yang diberikan guru, ayah ini sampai robek buku putranya

Liputan6.com, Jakarta - Di saat banyak orang tua berusaha keras membuat anak mereka mengerjakan tugas sekolah hingga larut malam. Namun ayah asal Taiwan ini justru marah ketika putranya masih mengerjakan PR hingga pukul 3 pagi.

Pada unggahan yang viral di Facebook beberapa waktu lalu, seorang ayah bernama Lim merobek pekerjaan rumah putranya. Ia melakukan hal itu setelah tahu putranya masih bangun hingga dini hari.

"Aku merobek buku pelajaran dan latihan putraku dan memintanya untuk tidur," ujar Lim dalam keterangan akun Facebook-nya, seperti dilansir dari World of Buzz. Insiden ini terjadi ketika istri Lim terbangun pada pukul 3 pagi. Saat itu ia menyadari bahwa lampu di kamar tidur putra mereka masih menyala.

Istri Lim terkejut bahwa putra mereka masih bangun sampai selarut ini hanya untuk mengejarkan tugas. Sang istri kemudian menelepon suaminya untuk memberitahu hal tersebut. Putra Lim mengatakan bahwa gurunya menyuruh ia untuk menyalin 22 halaman dari buku teks sebagai bentuk hukuman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pindah ke sekolah baru

Lim yang tekejut dengan hukuman dari guru anaknya malah merobek buku dan menasehati putranya untuk tidur. Setelah merasa kecewa, keluarga Lim memutuskan untuk memindahkan putranya ke sekolah baru.

Sebelum pindah Lim telah berbicara dengan guru mengenai tugas tersebut. Sang guru berdalih bahwa pekerjaan rumah bisa diteruskan pada lain waktu. Namun bukan itu jawaban yang diinginkan Lim. Menurutnya tugas semacam ini hanya akan membuat anak menyalin buku teks tanpa memahami isinya.

"Bahkan saya sebagai orang deasa tidak akan bisa menyalin semua itu tepat waktu, apalagi seorang anak," tuturnya.

Lim merasa bahwa sistem sekolah dapat membunuh bakat dan kemampuan anak-anak jika hanya menyalin buku teks.

Oleh sebab itu, ia tidak akan membiarkan putranya mengalami hal tersebut. Daripada berusaha keras mencapai prestasi akademik, Lim justru ingin mengembangkan kebahagiaan serta bakat putranya yang menyukai fotografi.

Â