Liputan6.com, Jakarta Buah jeruk dikenal dengan kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Tapi tahukah Anda bahwa jeruk juga ternyata baik bagi kesehatan mata. Memakan satu buah jeruk sehari diklaim dapat mengurangi risiko kebutaan mata setidaknya 60 persen.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah penelitian terbaru dari University of Sydney menemukan bahwa seseorang yang makan jeruk sekali sehari atau bahkan seminggu sekali, 60 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami degenerasi makula. Degenerasi makula sendiri merupakan penyakit menurunnya kemampuan penglihatan karena usia.
Kondisi tersebut dinamakan degenerasi makula terkait usia (AMD). Ini dapat mempengaruhi penglihatan sentral dan mencegah seseorang melihat objek dengan jelas ke depan.
Profesor Barmini Gopinath, penulis utama dari University of Sydney menjelaskan bahwa data menunjukkan bahwa flavonoid yang ditemukan pada jeruk muncul untuk membantu melindungi terhadap penyakit. Flavonoid adalah antioksidan kuat yang ditemukan pada hampir semua buah dan sayuran serta memiliki manfaat anti inflamasi yang penting untuk sistem kekebalan tubuh.
Flavonoid terdapat dalam berbagai sumber makanan, termasuk apel, kacang-kacangan, teh, kedelai, anggur merah, dan buah lainnya, tapi antioksidan dalam jeruk dikategorikan paling efektif dalam mencegah kehilangan penglihatan karena AMD.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Selanjutnya
"Penelitian kali ini berbeda dari sebelumnya karena lebih fokus meneliti hubungan antara flavonoid dan degenerasi makula," ungkap Gopinath seperti dikutip dari Thedailynet.
Studi tersebut meliputi lebih dari 2.037 orang yang rata-rata berusia sekitar 49 tahun selama masa waktu 15 tahun. Para penilai memantau kebiasaan diet peserta lewat kuesioner makanan dan menemukan orang yang makan jeruk lebih terisolasi terhadap risiko AMD ketimbang yang tak makan jeruk.
Gopinath juga mengungkapkan memakan jeruk seminggu sekali manfaat yang signifikan. Langkah selanjutnya yanng ingin dilakukan pra peniliti dalam penelitian tersebut adalah memeriksa penyebab genetik dan lingkungan dari berbagai penyakit mata.
Reporter: Nur Luthfiana Hardian
Sumber: Brilio.net
Advertisement