Sukses

Biasakan Bangun Pukul 4 Pagi, Ini Manfaat yang Akan Kamu Rasakan

Tidur adalah suatu kebutuhan yang dimiliki oleh manusia selain makan dan minum, terpenuhinya kebutuhan tidur akan mempengaruhi dirimu terutama kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang bagun pagi adalah sebuah cobaan yang sangat berat. Tiap orang memiliki jam tidur yang berbeda, di mana ada beberapa kelompok orang yang tidurnya sekitar jam 9/10 malam, tengah malam, menjelang pagi, hingga pagi hari.

Perbedaan jam tidur yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi jam bangun tidur. Namun apakah jam tidur yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi diri ataupun kesehatan seseorang? Lalu, apakah bangun pagi memiliki manfaat dari orang-orang yang bagun lebih siang?

Dilansir dari Scmp.com, dikatakan bahwa bangun pada pukul empat dini hari dalah sebuah perubahan hidup, revolusioner dan akan menjadikan kamu menjadi orang baru. Meskipun bangun pagi, tetap disarankan untuk tidur selama delapan jam, maka jika kamu akan bangun pada jam empat dini hari, kamu harus tidur pukul delapan malam.

Selain manfaat yang didapat dengan bangun lebih pagi, kalian dapat melakukan banyak aktivitas. Meskipun bangun pagi akan meningkatkan produktivitas diri anda, namun banyak yang sulit untuk  bangun pagi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 2 halaman

Perang Melawan Kantuk

Bangun pagi diibaratkan seperti sebuah perang, di mana Anda akan berperang dengan kantuk dan malas. Terkadang ada orang-orang yang berusaha untuk dapat rutin bangun pagi, dikatakan bahwa jika seseorang sudah lelah untuk mencoba bangun pagi, berarti tubuhmu gagal untuk mengkodenya.

Dikatakan bangun pagi akan berefek pada sakit otot, gejala pilek, sakit kepala, dan suasana hati yang lebih rendah dari orang-orang yang turun dari tempat tidur pada pukul 7:30 pagi.

Kita menghabiskan waktu untuk mencoba tidur sekitar 10 persen, maka kita tidur seperti enam atau tujuh jam dari tidur yang sebenarnya. Padahal sangat disarankan untuk tidur 7-8 jam setiap hari untuk pemulihan tubuh. Terutama bagi orang-orang yang memiliki aktivitas berat, seperti atlet.

 

Reporter :

Lea Citra Santi Baneza

Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta