Sukses

Tata Cara Shalat Malam, Lengkap dengan Dasar Hukumnya

Shalat malam shalat paling afdhal

Liputan6.com, Jakarta Ibadah di waktu malam adalah ibadah paling tepat untuk membangun kekuatan mental manusia. Kerena itulah, sejak dulu para orang saleh memiliki kebiasaan bermunajat dengan Allah di malam hari. Salah satu ibadah yang paling dilakukan oleh umat muslim ketika malam hari adalah shalat malam. 

Namun apakah shalat malam berbeda dengan shalat tahajud dan bagiamana tata cara shalat malam?

Ada perbedaan antara shalat malam dan shalat tahajud. Shalat malam adalah shalat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, terhitung sejak selesainya shalat isyak sampai terbit fajar, baik dilakukan sesudah tidur maupun sebelum tidur.

Contoh shalat malam adalah shalat tarawih, shalat witir, shalat hajat, shalat sunnah muthlaq (shalat sunnah yangg tidak punya sabab dan tidak terikat dengan waktu) yang dilakukan pada waktu malam. Dan seperti shalat sunnah rawatib (qabliyah-ba’diyah) yang tidak dilakukan pada waktunya kemudian diqodho pada waktu malam.

Shalat sunnah yang dilakukan sesudah tidur dengan jumlah rakaat yang tidak terbatas. Beberapa macam shalat sunnah seperti tersebut di atas dengan sendirinya menjadi shalat tahajud apabila dilakukan setelah tidur. Shalat tahajud lebih khusus daripada shalat malam. Shalat tahajud pasti shalat malam, tapi shalat malam belum tentu shalat tahajud.

2 dari 3 halaman

Shalat malam shalat paling afdhal

Nabi Muhammad SAW shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam” (HR. Muslim).

Allah juga perintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan tahajud, sebagai tambahan kewajiban untuk beliau,” “Pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS. al-Isra: 79).

Ini semua menunjukkan, shalat tahajud dan shalat malam adalah shalat yang sangat istimewa dalam islam.

3 dari 3 halaman

Tata cara shalat malam

Tidak ada tata cara shalat khusus dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang cara melakukan shalat malam, tetapi tata cara shalat malam yang ada adalah beragam, sehingga seorang muslim boleh melakukan cara yang mana saja. Dilansir dari carasholat.com, berikut telah kami rangkum beberapa tata cara shalat malam yang benar dan bisa kamu praktekan (Rabu, 16/1/2019).

1. Waktu shalat malamTata cara shalat malam yang pertama adalah waktu shalat malam. Waktu shalat malam adalah antara setelah isya’ sampai subuh. Shalat malam (qiyamul lail) boleh dikerjakan di awal malam, pertengahan malam, atau akhir malam. Ini semua pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sahabat Anas bin Malik – yang pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– menceritakan, “Setiap kami bangun agar ingin melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat malam, pasti kami bisa melihat beliau shalat.” (HR. Bukhari 1141 dan an-Nasai 1627).

Artinya, kami bisa menjumpai shalat malam yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terkadang di awal malam, di pertengahan malam, dan terkadang di akhir malam.

2. Apakah harus tidur terlebih dahulu?

Tata cara shalat malam yang kedua adalah dalam ensiklopedi fiqh dinyatakan, qiyam lail lebih umum dari pada tahajud. Karena qiyam lail mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir.

Sementara tahajud hanya khusus untuk ibadah berupa sholat. Sementara ibadah lainnya, selain shalat, tidak disebut tahajud.Karena itulah, sebagian ulama berpendapat untuk bisa disebut tahajud, harus tidur dulu. Sebagaimana keterangan ar-Rafi’i – salah satu ulama Syafii – dalam kitab as-Syarhul Kabir.

Jika shalat itu dikerjakan sebelum tidur, tidak disebut tahajud, meskipun terhitung sebagai qiyamul-lail. Meskipun ulama lainnya mengatakan, bahwa ini bukan syarat. Artinya, orang bisa langsung melakukan tahajud, sekalipun dia belum tidur.

3. Jumlah rakaat

Tata cara shalat malam yang ketiga adalah jumlah rakaat. Jumlah rakaat shalat malam seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah pembatasan. Seseorang boleh melakukan shalat malam kurang dari 11 rakaat, sebagaimana dia juga boleh mengerjakannya lebih dari 11 rakaat.

Hanya saja ulama berbeda pendapat, mana yang lebih afdhal, mengerjakan shalat malam dengan jumlah rakaat sedikit namun bacaannya panjang, ataukah mengerjakan shalat dengan jumlah rakaat banyak, namun bacaannya pendek.

Secara umum shalat dikerjakan 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Kemudian di penghujungnya ditutup dengan witir 1 rakaat. Karena itu, shalat malam sekaligus witirnya dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil. Bisa 3 rakaat, 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat atau 11 rakaat. Juga bisa lebih dari itu, dengan bilangan ganjil.

- Tata cara shalat malam untuk 11 rakaat. Dikerjakan 2 rakaat – 2 rakaat kemudian witir 1 rakaat di penghujungnya.

- Tata cara shalat malam untuk 9 rakaat. Dikerjakan 8 rakaat sekaligus, kemudian duduk tasyahud awal dan langsung berdiri ke rakaat ke-9, da duduk tasyahud akhir lalu salam.

- Tata cara shalat malam untuk 7 rakaat. Dikerjakan 7 rakaat sekaligus tanpa tasyahud awal, dan hanya duduk tasyahud akhir.

- Tata cara shalat malam untuk 5 rakaat. Dikerjakan 5 rakaat sekaligus dan hanya duduk di tasyahud akhir

- Tata cara shalat malam untuk 3 rakaat. Dikerjakan dengan cara yang tidak mirip dengan shalat maghrib. Bisa dengan 3 rakaat sekaligus, atau 2 rakaat salam, kemudian sahalat lagi 1 rakaat.

 

Reporter: Heri Setiawan