Sukses

4 Dampak Buruk Terbiasa Memarahi Karyawan di Depan Umum

Memarahi karyawan di depan umum memiliki banyak dampak negatif. Berikut beberapa di antaranya

Liputan6.com, Jakarta - Ketika menjadi pemimpin dan mengelola karyawan, ada baiknya memperhatikan karyawan dengan baik. Jika karyawan melakukan kesalahan, lebih baik menegur atau memarahi dengan memanggilnya secara pribadi jangan mempermalukannya di depan rekan kerja lain. Karyawan perlu mendapatkan kenyamanan dalam bekerja itu juga untuk meningkatkan kinerja dan mempengaruhi kemajuan sebuah perusahaan.

Ternyata memarahi karyawan di depan rekan kerja memiliki dampak negatif. Berikut beberapa dampak akibat pemimpin sering memarahi karyawan di depan rekan yang lain dirangkum dari berbagai sumber.

1. Memengaruhi suasana kerja

Saat dimarahi di depan rekan yang lain, suasana hati ketika bekerja akan memburuk. Rasa malu akan timbul karena merasa dicap sebagai karyawan yang kurang baik atau jelek. Hal tersebut mengakibatkan pikiran negatif muncul dan memengaruhi mood karyawan. Ada baiknya jika mendapat teguran langsung dilakukan secara empat mata.

2. Minder

Selain suasana hati yang buruk, rasa percaya diri juga bisa hilang setelah dimarahi atasan di depan rekan kerja. Karena perasaan ini, bisa menjadi tidak percaya kepada kemampuan sendiri dan merasa tidak sebaik karyawan yang lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

3. Sulit berkembang

Setelah dimarahi di depan rekan lain akan timbul rasa takut untuk mengambil keputusan. Rasa takut akan berbuat salah lagi.

Terkadang ada beberapa orang yang menganggap bahwa dimarahi sebagai bagian dari motivasi diri untuk berkembang. Namun bagi orang-orang yang lain, rasa takut yang timbul menyebabkan sulit untuk melangkah ke depan dan kesulitan mengambil keputusan sehingga sulit juga untuk berkembang.

4. Mengundurkan diri

Dampak yang paling parah adalah mengundurkan diri karena merasa sakit hati atau merasa trauma. Jika ingin melakukan pengunduran diri, atur waktu yang tepat karena ada kemungkinan atasan akan sulit mencari pengganti yang baru.

 

Penulis: 

Nihlah Fauziyatul Wafa