Liputan6.com, Jakarta Direktur Pusat Studi Alquran serta pengurus Pondok Pesantren Bayt Al-Quran, Prof. Dr. H. Quraish Shihab menjadi perbincangan hangat. Ini setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ditemani Ibu Iriana Jokowi di Pondok Pesantren Bayt Alquran, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat pagi (25/1/2019).
Baca Juga
Kunjungan Presiden Joko Widodo, adalah pertemuan silaturahmi sekaligus diskusi mengenai moderasi Islam. Pertemuan keduanya berlangsung secara terutup. Presiden Joko Widodo mengaku mendapat banyak masukan dari Quraish Shihab tentang apa yang perlu dilakukan negara terkait Islam moderat.
Advertisement
Dalam kunjungan itu, Jokowi turut didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Kunjungan berlangsung cukup santai. Jokowi juga sempat berfoto bersama para santri ponpes Bayt Alquran.
Sosok Quraish Shihab sendiri merupakan salah satu figur religius yang menjadi panutan banyak orang. Lantas, seperti apa sosok Quraish Shihab? Berikut profil Quraish Shihab yang dirangkum Liputan6.com, Jumat (25/1/2019) dari berbagai sumber.
Profil Masa Kecil Quraish Shihab
Quraish Shihab atau yang memiliki nama lengkap Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A. adalah putra dari pasangan Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisy. Ayahnya merupakan keturunan keluarga Arab Hadhrami golongan Alawiyyin bermarga Aal Shihāb-Uddīn.
Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 16 Februari 1944, Quraish Shihab mengenyam pendidikan sekolah dasar di Ujung Pandang. Lalu memasuki sekolah menengah di Pondok Pesantren Darul-Hadits Al-Faqihiyyah, Malang, Jawa Timur di usia 12 tahun.
Berkat kecerdasannya dalam menguasai bahasa Arab, pria yang pada Februari 2019 mendatang menginjak usia 75 tahun itu berhasil menyelesaikan sekolah menengahnya hanya dalam kurun waktu 2 tahun.
Melihat kemampuan luar biasa tersebut, Quraish Shihab beserta adiknya, Alwi Shihab dikirim ke Al-Azhar, Kairo oleh ayahnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Advertisement
Riwayat Pendidikan
Pada usianya yang ke 23 tahun, Quraish Shihab meraih gelar sarjana di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadits, Universitas Al-Azhar. Tak hanya sampai di situ, Quraish Shihab melanjutkan studinya ke jenjang S2 di jurusan yang sama dan berhasil menyematkan gelar M.A nya dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri’i li Al-Qur’an Al-Karim atau dalam bahasa Indonesia: Kemukjizatan Al-Qur'an Al-Karim dari Segi Hukum.
Setelah meraih gelar M.A., ia kembali ke Tanah Air tepatnya pada tahun 1973. Ayahnya yang ketika itu menjabat sebagai rektor di IAIN Alauddin Makassar memintanya membantu mengelola pendidikan di kampus tersebut.
Masa mudanya disibukkan dengan aktivitas di kampus seperti menjadi wakil rektor bidang akademis dan kemahasiswaan. Selain itu, ia pernah menjadi koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII Indonesia bagian timur, pembantu pimpinan kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental, dan berbagai jabatan lainnya.
Setelah mengantongi dua gelar dari Kairo, Quraish Shihab masih belum puas menuntut ilmu sehingga ia kembali untuk mengenyam pendidikan doktornya di kampus yang sama, mengambil spesialisasi dalam studi tafsir Al-quran. Melalui disertasinya, Quraish Shihab mendapat predikat summa cumlaude.
Quraish Shihab adalah ulama Indonesia pertama yang mengambil konsentrasi Tafsir Al-Quran. Jika biasanya sebagian besar ulama memilih mempelajari ilmu fikih dan hukum Islam, Quraish Shihab memilih jalan hidupnya sebagai seorang tafsir Al-Quran.
Meskipun bukan satu-satunya pakar Al-Quran, tetapi kemampuannya menerjemahkan dan menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dalam konteks kekinian membuatnya lebih dikenal. Kepiwaian ini pula yang kemudian dimiliki Najwa Shihab, salah satu putrinya yang akrab di televisi.
Karier Quraish Shihab
Sejak muda, Quraish Shihab sudah meniti karier di bidang pendidikan dan berbagai bidang lain. Berkat peran ayahnya, Quraish Shihab memiliki pengalaman terjun dalam dunia pekerjaan. Setelah mencicipi jabatan sebagai wakil rektor, Quraish secara resmi bergabung sebagai tenaga pendidik di IAIN Jakarta mengajar bidang Tafsir dan Ulum Al-Quran di Program S1, S2 dan S3 hingga tahun 1998.
Di samping pekerjaannya sebagai dosen, Quraish Shihab juga menjabat sebagai rektor di kampus tersebut selama dua periode berturut-turut hingga 1998. Selain itu, Quraish juga kerap aktif sebagai penulis hingga menghasilkan beberapa buku tentang Islam yang terkenal.
Melihat potensinya, Quraish Shihab kemudian diangkat menjadi Menteri Agama RI pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1998.
Meskipun jabatannya sebagai Menteri Agama tidak lama karena lengsernya Soeharto, Quraish Shihab mendapat amanah lain menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Republik Arab Mesir merangkap negara Republik Djibouti yang berkedudukan di Kairo.
Tak hanya itu saja, Quraish Shihab juga mendirikan Pusat Studi Al-Quran dengan harapan untuk melahirkan tafsir Al-Quran handal yang dapat mengamalkan isi Al-Quran.
Advertisement
Jadi saksi pernikahan Baim Wong
Quraish Shihab selaku pengurus Pondok Pesantren Bayt Al-Quran memang jarang muncul dalam pemberitaan media. Tokoh ulama ahli tafsir ini adalah ayah dari presenter program televisi Mata Najwa, Najwa Shihab. Quraish Shihab disibukkan dengan kegiatan mengurus pondok pesantren yang berada di Tangerang Selatan.
Di tengah kesibukannya di pesantren, Quraish Shihab pernah menjadi saksi pernikahan artis kondang Baim Wong dan Paula Verhoeven, sesuai permintaan sang mempelai pria. Pernikahan itu digelar pada tanggal 22 November 2018 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.