Sukses

Masuk Daftar Pemikir Terbaik Dunia, Ini 8 Momen Kesederhanaan Menteri Susi

Kinerja Menteri Susi memang patut diapresiasi.

Liputan6.com, Jakarta Prestasi kembali ditorehkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tatkala masuk ke dalam daftar 10 Besar Pemikir Terbaik Dunia kategori Pertahanan dan Keamanan, yang diumumkan Foreign Policy secara khusus atas kinerjanya mempertahankan sumber daya kelautan, Rabu (23/1/2019).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sosok wanita kelahiran Pangandaran ini telah menyedot perhatian publik sejak terpilih menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014 silam.

Hal ini lantaran prestasi dan kinerjanya selama menjabat sebagai menteri era Presiden Joko Widodo yang dinilai selalu membawa perubahan positif.

Di samping itu, popularitas Susi juga muncul dari gaya keseharian yang nyentrik dan tidak neko-neko.

Figurnya yang tegas namun santai kerap menjadi perbincangan publik yang kebanyakan memuji kerja keras dan kegigihan wanita yang baru saja menginjak usia 54 tahun pada 15 Januari silam itu.

Menteri Susi merupakan salah satu pejabat publik yang aktif menggunakan media social Instagram dan Twitter.

Tak kalah dari generasi milenial, Menteri Susi juga kerap membagikan kesehariannya baik yang berkaitan dengan pekerjaan maupun tentang keluarganya yang banyak mengundang komentar warganet.

Salah satu hal khusus yang menjadi sorotan adalah momen kesederhanaan Menteri Susi yang diabadikan asisten pribadinya, Fika Fawzia.

Menjadi seseorang yang mendampingi Menteri Susi di berbagai kesempatan membuat Fika ikut merasakan pengalaman luar biasa serta kekaguman atas pribadi Menteri Susi yang apa adanya.

Melalui akun instagramnya, Fika cukup rajin menceritakan pengalaman menariknya selama bekerja dengan sosok yang menyabet predikat 10 Besar Pemikir Terbaik Dunia ini.

Penasaran seperti apa? Berikut, Minggu (27/1/2019) Liputan6.com rangkum 8 momen kesederhanaan Menteri Susi yang bisa menjadi inspirasi para wanita Indonesia.

2 dari 9 halaman

1. Sempat dikira awak kapal karena memakai sandal dan kaos oblong, sungguh apa adanya dan tanpa rekayasa

View this post on Instagram

Malam itu kami diajak untuk memancing cumi karena Pak Bupati bilang sedang musimnya di Belitung. Ibu selalu gunakan kesempatan ke laut untuk bertemu nelayan, nelayan betulan bukan nelayan jadi-jadian, yang berlayar dengan kapal kecil, dengan mesin pun yang hanya ditempel di pinggir badan kapal. Kami memutuskan untuk membeli hasil tangkapan segar dari nelayan yang kami temui, tidak hanya cumi tapi juga sotong. Saking segarnya, kami mengeluarkan pisau lipat ala MacGyver, memotong dan menyantapnya seperti sashimi. Rasanya manis dan jauh dari amis, seperti kenangan indah masa lalu. Di pinggir kapal saya sempat salah sangka bahwa Ibu adalah bagian dari awak kapal yang kami naiki, dengan baju sederhana dan sendal yang nyaman, terlihat beliau begitu sejuk berada di laut yang sudah seperti rumah sendiri. Belitung, 27 November 2018.

A post shared by Fika (@ffawzia07) on

3 dari 9 halaman

2. Gayanya saat blusukan ke Papua, bersama teman baru sesama wanita perkasa Indonesia

View this post on Instagram

Selama seminggu terakhir Boss melakukan serangkaian kunjungan kerja ke Papua dan Papua Barat. Saya tidak ikut karena diminta menyelesaikan pekerjaan di Jakarta (dan memberi kesempatan untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi saya). . Pada saat perencanaan jadwal, kami harus memperhitungkan di titik mana saja paddle board milik Boss harus disiapkan. Apakah itu di Sorong, Jayapura, Merauke, Timika, atau Fakfak. Beban maksimum pesawat pun harus kami perhitungkan karena paddle board harus ikut serta. Paddle board ini tidak hanya dipakai Boss untuk “blusukan bahari”, namun bisa juga dipakai untuk panen rumput laut, dan tentunya menambah teman baru. . Mace Nur, panggilan akrab dari Ibu Nurmadia Heremba yang berumur 50 tahun ini menjadi teman baru Boss selama di Fakfak. Mace Nur yang sehari-hari mencari kerang lola ikut berenang dan menemani Boss main paddle board bersama keluarganya. Sembari minum kopi menikmati jernihnya laut Fakfak, tak terasa dua jam terlewati bersama teman barunya itu. Fakfak, Papua Barat, 23 Maret 2018. 📷: @didikh017

A post shared by Fika (@ffawzia07) on

4 dari 9 halaman

3. Di tengah jadwalnya yang padat, Menteri Susi selalu menyempatkan bersih-bersih pantai bahkan di pulau terpencil pun.

Katanya, dirinya merasa sedih jika melihat sampah plastik mengambang. Nah lho, siapa yang suka buang sampah sembarangan?

5 dari 9 halaman

4. Kata Fika, “Bila Boss bergaya apa adanya, maka kamu juga harus menyesuaikan -- meskipun itu di lantai tempat pendaratan ikan yang beralaskan tikar sederhana.”

6 dari 9 halaman

5. Bersantai di hamparan laut sambil menikmati segelas kopi di atas kano. Foto yang sering dijadikan meme ini rupanya dibagikan sendiri oleh Menteri Susi, lho

View this post on Instagram

Minggu sore di kediaman pribadi Boss di Pangandaran, saya bilang bahwa saya upload foto kegiatan Boss meninjau gladi tempur Kopaska Armabar di Twitter saya. Caption saya, "Badass boss chilling with her homies". Beliau tertawa dan meminta untuk ambil HP dan mengeceknya. Selang beberapa waktu, saya heran kenapa foto Boss lagi paddling jadi viral. Saya tanya, "Ibu yang upload sendiri?" Beliau tertawa keras dan menjawab, "Iya". Kemudian saya tanya lagi, "Terus yang foto lagi duduk sambil ngerokok dan ngopi kenapa Ibu upload? Nanti Bu Menkes marah lagi. Ibu kan udah minta kita supaya jangan pernah nunjukin foto Ibu ngerokok". Dijawab dengan nada lempeng, "Soalnya ada yang bales, 'ending abis paddling kecebur ya Bu?', jadi saya tunjukin foto pribadi dari HP saya itu. Saya ga jatoh kok." Saya tidak bisa berkata-kata, antara heran campur takjub. Begitulah alasan kenapa foto itu menyebar dengan segala macam permutasi meme. Banyak yang berspekulasi ini sebuah statement politis tentang reklamasi, sampah di laut, atau tentang gender, tapi sesungguhnya ini karena Boss hanya ingin menunjukkan bahwa beliau ga jatuh kalo lagi stand-up paddling. Di Pangandaran akhir pekan lalu, saya diminta Boss untuk mengadakan lomba paddling bagi Kopaska yang sedang latihan tempur di sana. Sewaktu perlombaan, di atas paddle board besar yang Boss naiki (dan saya yang diminta mengayuh), kami melihat anggota-anggota Kopaska terjatuh mencoba paddling berdiri. Boss terbahak-bahak melihat mereka jatuh satu per satu dan bilang, "Lihat Fik, hiburan kan. Pelajaran juga bahwa sejago-jagonya orang ada beberapa hal yang kita tidak bisa lakukan". Kembali ke foto ini, antara ini memang sikap Boss yang tidak mau kalah (yang menantang di Twitter juga hanya bertanya sederhana), atau mungkin ya, ada maksud lain di balik itu yang beliau tidak jelaskan ke saya. Tapi foto ini memang menunjukkan Boss apa adanya yang sehari-hari saya lihat. Secangkir kopi tubruk dari Lampung dan sebatang Sampoerna merah di tangannya (yang saat itu dibawakan ke laut oleh kami-kami yang mendampingi di paddle board dan perahu sebelahnya). Foto asli diambil oleh Samuel Benini.

A post shared by Fika (@ffawzia07) on

7 dari 9 halaman

6. Naik mobil kap terbuka milik patwal berkeliling tepi Pantai Kolaka setelah menolak tawaran naik mobil sedan

View this post on Instagram

Cerita di balik mobil patwal -- Pagi itu Boss sudah rapih dan siap jauh sebelum jadwal kegiatan resmi dimulai. Karena bosan menunggu, akhirnya Boss meminta untuk jalan-jalan di tepi pantai terlebih dahulu. Ketika sampai di lobby, Boss meminta untuk keliling naik motor, yang akhirnya saya himbau untuk tidak lakukan mengingat beliau sedang sakit pinggang (akibat salah gerak mengangkat cucu). Saya bergurau, "naik mobil patwal yang sedan saja, Bu". Boss tidak mau. Tapi ketika menengok ke kanan dan melihat mobil patwal dengan kap terbuka, Boss langsung bilang, "naik yang ini saja". Jadi kelilinglah kami dengan mobil tersebut ditemani Pak Bupati. Pak Polisi yang tadinya sedang sarapan harus tergesa-gesa karena Boss sudah menunggu duduk di atas lekukan ban kap mobil tersebut. Tapi yang kami pantau di pagi itu adalah bagaimana Pak Bupati memberlakukan larangan membangun gedung-gedung di tepi pantai, agar akses publik ke pantai dan pesisir terjaga. Indonesia adalah negara dengan panjang pantai terbesar kedua di dunia, tetapi tidak banyak warga Indonesia yang punya akses ke pantai umum karena tuntutan komersialisasi. Setelah keliling kota barulah kami sarapan bakso di pinggir jalan, karena Boss bilang, "saya pengen yang pedas-pedas, Fik". Kolaka, 21 Maret 2017.

A post shared by Fika (@ffawzia07) on

8 dari 9 halaman

7. Hobi panas-panasan, tak hanya sekali dua kali Moana Indonesia ini terlihat sedang paddling di hamparan laut yang luas dan terik.

View this post on Instagram

Namanya, Jane Lubchenco. Administrator NOAA pada masa Presiden Obama periode pertama ini adalah teman baik Ibu Susi. Mereka pertama bertemu pada kunjungan kerja Ibu sebagai menteri di Amerika Serikat tahun 2015. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk akrab, terutama ketika Ibu bercerita bagaimana nelayan melakukan unjuk rasa atas keputusan tidak populer yang harus diambilnya. Jane menjawab dengan, “Oh, Ibu. Saya tahu persis rasanya”. Pelukan kemudian menyambut satu sama lain, catatan dan curahan hati silih berganti, karena mereka berada (atau pernah berada) di pucuk pimpinan lembaga yang mengatur kebijakan tentang laut dan perikanan di negaranya masing-masing. Di Bali kemarin di sela persiapan OOC 2018, Ibu mengundang Jane untuk pertama kali dalam hidupnya untuk paddling. Sempat jatuh sekali dua kali, karena saya pun di sampingnya, namun kaki orang laut tidak akan pernah bisa berbohong dan pada akhirnya memberikan pijakan yang dibutuhkannya. Begitu halnya, pijakan kepercayaan seorang teman yang satu visi dan satu nilai dalam mengerjakan tugasnya. 📸: @didikh017

A post shared by Fika (@ffawzia07) on

9 dari 9 halaman

8. Terciduk tampil dengan gaya sederhana saat sedang me time di Sabang