Liputan6.com, Jakarta Menimba ilmu memang tidak akan ada batasnya. Ilmu bisa didapatkan dari mana saja dan kapan saja. Baik itu dari institusi formal maupun informal, bahkan dari kehidupan bermasyarakatpun.
Institusi formal seperti sekolah dan universitas dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita. Selain itu, institusi informal juga tidak jarang digunakan banyak orang untuk memperkaya pengetahuan.
Advertisement
Baca Juga
Namun, lain halnya dengan seorang wanita dari Argentina bernama Ermelinda. Pasalnya, dia tidak mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan seperti kebanyakan orang. Ermelinda kini menginjak usia 105 tahun dan dia baru bisa merasakan rasanya masuk sekolah dasar.
Ermelinda adalah satu-satunya murid yang berusia lebih dari 100 tahun
Dilansir Liputan6.com dari Aleteia, Kamis (31/1/2019), di sebuah sekolah khusus lansia bernama Elena Herbert de Estefanell Home, Ermelinda belajar setiap dua hari dalam seminggu dengan sesama lansia yang memiliki nasib sama dengan dirinya.
Yang menjadi hal unik dan bikin salut, Ermelinda adalah satu-satunya murid yang berusia lebih dari 100 tahun.
Selain dirinya, lansia lain hanya berusia 15 hingga 25 tahun di bawah Ermelinda. Mereka yang bersekolah di Elena Herbert de Estefanell Home adalah sebagian kecil lansia yang selama masa hidupnya tidak pernah duduk di bangku sekolah sekalipun.
Di rumahnya yang berlokasi di Chascomús, Buenos Aires, Ermelinda gemar membaca puisi. Dia juga sering berlatih menulis meskipun masih sangat sulit baginya untuk memegang pensil. Ermelinda mengungkapkan, “Aku senang membaca. Ibuku, Etelvina Álvarez yang mengajariku.”
Menurut Ermelinda, usia tidak menjadi halangan untuknya untuk menimba ilmu. Dia menambahkan “Aku tidak bisa berdiam diri tanpa melakukan sesuatu.
Di samping itu, aku tidak merasa sudah tua. Jika kamu menanyakan usiaku, aku akan menjawab 60 tahun.” pungkasnya.
Advertisement
Sejak kecil dirinya harus membantu orangtua di ladang sehingga tidak bisa bersekolah
Ermelinda menceritakan masa mudanya dahulu. Dirinya adalah satu dari 13 bersaudara. Dia harus membantu pekerjaan orangtuanya di ladang sehingga dia tidak bisa pergi ke sekolah.
“Aku membuat keju dengan pantatku.” Ujar Ermelinda sesekali bercanda.
Maksudnya, dia membuat keju dengan menaruh papan kayu di atas keju untuk dia duduki, lalu dia menekan dan mengeringkan keju buatannya itu.
Tak hanya Ermelinda, teman sebayanya dahulu juga mengalami hal yang sama, yaitu terlalu sibuk membantu orangtua di ladang hingga tidak sempat sekolah.
Ermelinda menambahkan, pendidikan apapun yang dia terima seperti membaca dan menulis serta menghitung, semua dia lakukan di rumah.
Dengan adanya sekolah khusus lansia, Ermelinda dan teman-temannya akhirnya memperoleh ilmu dan pengetahuan yang sebelumnya tidak pernah mereka dapatkan.
Selain pelajaran umum, mereka juga diajari seni dan memasak
Sekolah tersebut adalah hasil proyek kolaborasi antara Home for the Elderly dan Adult Education Center 702.
Di sekolah itu, guru mengajar setiap dua kali dalam seminggu yang dilakukan setiap sore. Di hari lain, biasanya sekolah itu mengadakan kelas workshop seni, kelas memasak, pesta, dan kegiatan lainnya.
Di Argentina, lebih dari 110.000 orang dewasa mendaftar diri untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Para orang dewasa di sana meyakinkan diri untuk menyelesaikan pendidikan wajib serta pendidikan sekolah menengah mereka.
Advertisement
Ermelinda adalah contoh nyata bahwa tak ada kata terlambat untuk belajar
Dikutip dari laporan UNESCO 2017, pada tahun 2015 sekitar 264 juta anak dan remaja tidak menyelesaikan pendidikan mereka.
Selain itu, hanya sedikit orang dewasa yang kembali mengenyam pendidikan yang sempat ditinggalkan.
Sosok seperti Ermelinda yang memiliki semangat untuk belajar patut dicontoh banyak orang. Semangatnya seharusnya menginspirasi kita semua untuk mengambil segala kesempatan yang kita punya agar tumbuh menjadi orang hebat, tidak peduli berapapun usia kita.