Liputan6.com, Palu - Dalam upaya mendukung pemulihan Sulawesi Tengah, yang luluh lantah karena gempa bumi dan tsunami, PT Mowilex Indonesia (Mowilex) telah mendistribusikan secara langsung bantuan kemanusiaan kepada para korban di tiga kota terdampak, yakni Palu, Sigi, dan Donggala.
Baca Juga
Advertisement
Bantuan tersebut berupa 15 ton makanan dan 4.000 paket perlengkapan mandi (sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, dan sikat gigi), serta uang tunai yang berasal dari penggalangan dana dari hampir seluruh karyawan perusahaan tersebut disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
“Kami memberikan perhatian bagi warga Palu ketika mendengar berita yang menyedihkan ini, sehingga kami mengupayakan bantuan secepatnya untuk warga dan masyarakat Palu. 100 persen dari bantuan kita adalah berupa makanan dan perlengkapan mandi yang sangat diperlukan warga Palu saat ini," kata Presiden Direktur Mowilex Lily Liliana.
Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,4 skala Richter meluluhlantahkan beberapa kota/kabupaten di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Kekuatan gempa paling terasa di Palu, Donggala, dan Sigi. Gempa ini mengakibatkan 2.081 orang meninggal dunia, 1.309 hilang, dan 206.219 orang kehilangangan tempat tinggal.
“Kami ingin membuat masyarakat di Palu mengerti bahwa mereka ada di dalam pikiran dan hati kami saat ini. Dan, agar mereka tahu kalau kami selalu ada untuk mereka di jangka pendek dan jangka panjang,” lanjutnya.
Bantuan Lainnya
Sementara itu, Manager General Affairs dan K3L Mowilex, Suratman menambahkan, begitu banyak karyawannya yang bersukarela untuk terjun langsung ke lapangan untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban.
“Kami sadar upaya bantuan ini bukan tanpa risiko, pada akhirnya, karyawan sukarelawan dari perusahaan juga dibantu oleh pihak TNI yang mengantar tim perusahaan ke berbagai titik lokasi bencana,” kata Suratman.
Selain mendistribusikan bantuan makanan dan perawatan tubuh, turut juga berupaya memulihkan mental anak-anak pengungsi. Salah satunya dengan melakukan pendekatan Psikososial Support Program (PSP) di sejumlah titik posko pengungsian.
Koordinator pelayanan PSP PMI di Palu Malla Sari menyatakan, inisiatif untuk mendukung pemulihan psikis para pengungsi, khususnya anak-anak, sangat dibutuhkan mengingat potensi dampak traumatik yang begitu besar akan dirasakan anak-anak.
"Ini (upaya pemulihan mental) terus dilakukan karena pemulihan kondisi psikologis tak kalah pentingnya dengan pemulihan infrastruktur pasca bencana," pungkasnya.
Advertisement