Liputan6.com, Jakarta Tahun Baru China atau yang juga dikenal sebagai Imlek akan dirayakan pada Selasa 5 Februari 2019 mendatang. Berbagai macam pernak-pernik bertemakan Imlek sudah banyak dijual untuk menyambut Tahun Baru China 2019 ini. Hal ini menjadi peruntungan tersendiri bagi para pedagang pernak-pernik Imlek.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini juga dilakukan oleh pasangan muslim asal Malaysia Adam Baderun dan Yuslina Badrum. Dilansir Liputan6.com dari Worldofbuzz, Minggu (3/2/2019), pasangan yang memiliki kios di Riverson Walk bazaar Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia ini menjual pernak-pernik untuk keperluan Tahun Baru Imlek tahun ini.
Seperti di Indonesia, Imlek juga dirayakan di negeri tetangga, Malaysia. Malaysia memang dikenal sebagai negara yang menggelar berbagai festival perayaan seperti Idul Fitri, Deepavali, Natal, Imlek atau perayaan lainnya. Malaysia cenderung menikmati perayaan dan merayakan bersama perayaan tersebut secara harmonis tanpa menekankan ras dan agama yang beragam di sana.
Menjual Pernak-pernik Babi
Dari gantungan kunci hingga pembatas buku, pasangan ini memiliki beragam barang dagangan bertemakan Imlek. Tetapi yang mencuri perhatian publik adalah pernak-pernik dengan figur babi yang dipajang pada kios mereka. Tahun 2019 ini, kalender Cina memang menunjukkan Tahun Babi Tanah dalam perhitungan shionya.
Meskipun babi agak tabu dan dianggap najis bagi komunitas Muslim Melayu di Malaysia, pasangan ini tidak memiliki masalah dalam menjual pernak-pernik babi tersebut. Respons dari para pelanggan mereka juga menggembirakan.
Yuslina, wanita berhijab yang menjual pernak-pernik bernuansa babi ini tidak mempermasalahkan barang yang ia dan suaminya jual untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Yuslina mengatakan, "Sejauh ini tidak ada reaksi yang canggung, hanya komentar dan pertanyaan positif dari pelanggan kami. Bagi saya, tidak ada masalah. Babi dan anjing adalah ciptaan Tuhan juga. Selama Anda mempertahankan agama Anda sendiri, seperti tidak mengonsumsi daging babi, Anda baik-baik saja," ungkapnya saat diwawancarai media setempat.
Advertisement
Tidak Mendapat Kecaman Warga
Adam menjelaskan bahwa mereka tidak menghadapi masalah apa pun dari penduduk setempat ketika menjual patung-patung babi tersebut di pasaran. Dia menambahkan bahwa lingkungan tempat mereka tinggal sangat toleran terhadap hal-hal multirasial dan multiagama. Mereka saling menghormati satu sama lain.
"Di Sabah, kami hidup dalam lingkungan multirasial dan multiagama dan kami saling bertoleransi. Kami belajar menghargai kepercayaan kami masing-masing," ungkap Adam.
Ia juga menyebutkan bahwa orang tuanya mendukung semua usaha dagangannya dan mereka tahu seberapa toleran orang-orang di Sabah.
Pasangan ini juga mengatakan bahwa pernak-pernik babi yang mereka jual sangat populer di kalangan pelanggan mereka. Sebelumnya, mereka juga menjual barang-barang bertema Natal dan Paskah dengan beberapa dari barang dagangannya memiliki ayat-ayat Alkitab.
Adam mengatakan, "Kami juga telah menerima pesanan untuk barang-barang ini dari orang-orang. Sekali lagi kita tahu iman kita sendiri karena ini tidak mengganggu kepercayaan kita. Itu hanya seni. Andai saja orang-orang meluangkan waktu dan upaya untuk saling memahami."
Yang dapat dipelajari dari kisah pasangan dan orang-orang Sabah adalah bahwa selama Anda menghormati keyakinan satu sama lain dan Anda memegang teguh keyakinansendiri, Anda tidak perlu khawatir tentang apa pun. Dengan toleransi maka akan tercipta sebuah komunitas yang lebih harmonis.