Liputan6.com, Jakarta Rokok elektronik atau vape saat ini tengah menjadi primadona bagi para penghisap rokok. Banyak orang berpikir bahwa rokok elektronik atau vape jauh lebih sehat dibanding rokok biasa.
Rokok elektrik sendiri mulai muncul pada awal tahun 2009. Penelitian terbaru menemukan, diperkirakan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini jika perokok konvensional beralih ke rokok elektrik.
Advertisement
Baca Juga
Seseorang mungkin berpikir bahwa vaping atau vape merupakan alternatif yang lebih aman dibanding rokok biasa. Namun mungkin insiden satu ini akan membuat Anda berpikir ulang untuk mencoba vape. Khususnya bagi Anda yang memiliki buah hati yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Dilansir dari WorldofBuzz oleh Liputan6.com, Senin (11/2/2019), sebuah insiden terjadi pada bayi asal Victoria, Australia yang meninggal akibat terpapar cairan rokok elektrik.
The Herald Sun melaporkan bahwa sementara petugas investigasi belum merilis perincian seputar kematian bayi itu. Dipastikan bahwa penyebab kematiannya adalah karena keracunan akibat cairan vape.
Bukan Kasus yang Pertama
Insiden bayi asal Victoria ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya pada tahun 2013 lalu, seorang gadis kecil asal Israel berusia 2 tahun meninggal setelah melakukan kontak dengan sebagian kecil nikotin dari botol rokok elektrik milik kakeknya.
Demikian pula pada tahun 2014, seorang anak berusia 1 tahun asal Amerika meninggal setelah terpapar nikotin cair yang terdapat pada rokok elektrik.
Seiring semakin populernya alat vape atau rokok elektrik, jumlah insiden kematian akibat paparan cairan rokok elektronik yang melibatkan anak-anak diperkirakan akan semakin bertambah. Yang mengkhawatirkan, menurut statistik di Amerika Serikat dan Australia menunjukkan bahwa jumlah kematian pada anak akibat rokok elektrik meningkat dua kali lipat selama beberapa tahun.
Advertisement
Kandungan Mematikan Rokok Elektrik
Menurut American Association of Poison Control, "Satu sendok teh nikotin cair bisa mematikan bagi seorang anak, dan jumlah yang lebih kecil dapat menyebabkan penyakit parah, dan dapat mengantarkan anak ke unit gawat darurat."
Dikutip dari Klikdokter oleh Liputan6.com, Senin (11/2/2019), para peneliti mengatakan asap yang dihasilkan dari rokok elektrik dapat menghambat fungsi dari sel daya tahan tubuh yang terdapat di paru-paru dan meningkatkan risiko terjadinya peradangan. Karena itu, para peneliti membantah opini yang menganggap bahwa penggunaan rokok elektrik lebih aman untuk kesehatan.
Perlu dicatat bahwa merek atau produk rokok elektronik yang mengklaim bebas nikotin terkadang malah mengandung lebih banyak nikotin daripada merek biasa.
Segera cari pertolongan medis jika Anda melihat gejala overdosis nikotin seperti muntah, detak jantung yang terlalu cepat,munculnya perasaan gelisah tidak stabil, sesak nafas dan peningkatan produksi air liur.
Paparan Rokok Elektrik pada Anak
Ada tiga cara bagaimana anak-anak dapat terkena cairan beracun yang dihaslikan oleh rokok elektrik, yakni:
1. Mulut
Keracunan rokok elektrik terjadi tidak hanya semata-mata karena sang anak menelan cairan rokok elektrik tersebut. Bahkan dengan hanya menempelkan rokok elektronik di mulut mereka, racun yang mematikan dapat diserap melalui selaput lendir mereka.
2. Tertelan
Hal yang lebih parah jika anak menelan cairan atau uap dari rokok elektronik. Jika seorang anak menelannya, mereka akan menyerapnya melalui saluran pencernaan mereka.
3. Kontak kulit
Nikotin juga dapat diserap melalui kulit. Bahkan hanya dengan beberapa menit paparan nikotin pada kulit bisa menyebabkan kematian.
Orangtua atau pengasuh harus mengawasi anak-anak di bawah 5 tahun dan memastikan mereka tidak memiliki akses apapun ke vape, isi ulang atau botol pada rokok elektronik.
Advertisement