Sukses

5.000 Relawan Bersihkan Pantai Super Kotor, Perubahannya Menakjubkan

Pantai yang indah dan bersih tentu saja memberikan keuntungan bagi sebagian orang yang tinggal di sekitar pantai.

Liputan6.com, Jakarta Pantai adalah salah satu objek wisata yang masih memiliki daya tarik bagi kebanyakan orang. Keindahan pantai dengan deburan ombak menjadi magnet pengunjung untuk datang ke pantai. Walaupun hanya sekedar menikmati pemandangan, berfoto dan berkumpul dengan keluarga.

Pantai yang indah dan bersih tentu saja memberikan keuntungan bagi sebagian orang yang tinggal di sekitar pantai. Maka dari itu banyak orang dan organisasi yang gencar untuk terus menjaga kebersihan pantai agar tak kotor.

Pantai yang kotor akan memberikan dampak langsung pada air di laut lepas sehingga berdampak buruk pula bagi kesehatan manusia dan juga hewan-hewan laut. Salah satu pantai yang memiliki tingkat kebersihan yang rendah terdapat di Teluk Manila.

Dilansir Liputan6.com dari Worldofbuzz, Selasa (12/2/2019), Teluk Manila telah dikenal lama sebagai kawasan perairan kotor dengan tingkat polusi sampah yang tinggi. Bahkan Teluk Manila memiliki kualitas air 100 juta kali kotor diambang batas untuk berenang.

2 dari 4 halaman

Warga Sekitar Telah Terbiasa Dengan Kondisi Kotor

View this post on Instagram

The first 6 pictures show how dirty Manila Bay was in the last few months. And this is in Baywalk, a tourist destination and a spot for joggers and health-conscious individuals. The last 2 pictures show a cleaner bay, where the sand can now be seen. The last 2 photos were taken in November last year. Cleaners there say, because of Amihan, there is no garbage in the area as winds transport them to other places. But when Habagat returns, so will the garbage. The challenge now is not just to do clean up operations , but really a change of mindset among the people. There should be less trash to begin with. Less wastes, less plastic. It's actually easier said than done, but it's not impossible.

A post shared by Jekki Pascual (@jekkipascual) on

 

Memasuki musim penghujan, ombak di Teluk Manila membawa banyak sampah ke pesisir pantai. Sampah-sampah yang terbawa ombak ini mengubah pantai menjadi kotor dan penuh dengan sampah-sampah. Semakin banyak sampah yang menumpuk, menghasilkan gunungan sampah di pinggiran Teluk Manila.

Gunung-gunung sampah itu seolah menjadi pembatas dinding hantaman ombak yang terus membawa sampah. Saluran air juga tertutupi oleh sampah sehingga polusi di Teluk Manila menjadi pemandangan yang buruk. Fenomena ini sudah terjadi selama bertahun-tahun sehingga penduduk di sekitar Teluk Manila sudah terbiasa dengan keadaan kotor tersebut.

3 dari 4 halaman

Pembersihan Sampah Hingga 45,59 Ton

Pada tanggal 27 Januari 2019 lalu, Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam memimpin sekitar 5000 relawan yang bertekad untuk membersihkan sampah-sampah di Teluk Manila. Kegiatan ini disebut sebagai 'Pertempuran Teluk Manila' seperti dikutip dari Sora News 24 (27/1/2019).

Pembersihan kawasan tersebut menampung sekitar 45,59 ton sampah di hari pertama menurut Metropolitan Manila Development Authority (MMDA). Mereka juga membersihkan saluran air yang tercemar akibat sampah. Pemerintah memberikan denda bagi perusahaan di sekitar lokasi yang berkonstribusi terhadap limbah.

4 dari 4 halaman

Pantai Teluk Manila Kini Tampak Menakjubkan

 

Setelah dibersihkan dan air di pesisir pantai tak terkontaminasi lagi, pemandangan Teluk Manila terlihat luar biasa. Banyak orang yang datang untuk menikmati pemandangan di sana. Khususnya saat matahari tenggelam.

Pemerintah telah menegaskan bahwa proyek ini tidak akan menjadi acara satu kali. Setelah ini akan kembali menugaskan 5.700 relawan untuk melakukan lebih banyak pembersihan setiap minggu.

Upaya pembersihan seperti ini mengingatkan bahwa kita semua benar-benar dapat membuat perbedaan. Sementara manusia melakukan kerusakan parah pada lingkungan, kita dapat terinspirasi untuk sadar bahwa kita semua dapat berperan untuk menyembuhkan dan memulihkan dunia. Seperti kata pepatah, "Tidak ada yang bisa melakukan segalanya, tetapi semua orang bisa melakukan sesuatu."

Â