Sukses

10 Wisata Populer Ini Ditutup Akibat Ulah Manusia, Salah Satunya di Indonesia

Banyaknya turis yang tidak menjaga lingkungan juga menyebabkan alam di tempat wisata tersebut menjadi rusak.

Liputan6.com, Jakarta Di era digital yang serba dimudahkan dalam mengakses segala hal, membuat orang-orang hanya cukup memantau memantau media sosial untuk memperoleh update berita terbaru tentang berbagai hal.

Begitu juga saat kamu ingin mengetahui informasi tentang tempat wisata baik yang ada di luar maupun dalam negeri.

Biasanya, sebelum mengunjungi tempat wisata kamu akan mencari referensinya di berbagai media sosial terkait tempat wisata yang ingin kamu kunjungi.

Namun, dengan mudahnya mencari informasi tentang tempat wisata tersebut, tak diimbangi dengan pengunjung yang sebaiknya menjaga serta melestarikan tempat wisata tersebut agar tetap terjaga dengan baik.

Saat ini, tanpa disadari banyak tempat wisata populer di dunia ini hilang karena rusak dan hancur.

Liputan6.com pada Selasa (12/2/2019) telah merangkum dari Brightside beberapa tempat terkenal yang sekarang sudah ditutup akibat ulah pengunjungnya.

2 dari 11 halaman

1. Maya Bay, Phi Phi Island, Thailand

Tempat ini menjadi populer di kalangan wisatawan karena film The Beach yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio.

Sejak saat itu, sekitar 5.000 orang datang ke Pulau Phi Phi ini per tahunnya. Akibatnya, lingkungan mulai tercemar karena banyak turis yang tak menjaga lingkungan. Pada Juni 2018, Maya Bay resmi ditutup untuk perbaikan dan rehabilitasi alam.

3 dari 11 halaman

2. Terumbu Karang di Christmas Island, Australia

Hanya dalam waktu 10 bulan saja, sekitar 90 persen terumbu karang di sini sudah hancur. Hal ini diakibatkan oleh panas dari global warming yang disebabkan oleh manusia.

4 dari 11 halaman

3. Air Terjun Guaira di Perbatasan Brasil – Paraguay

Air Terjun Guaira merupakan air terjun terkeren di dunia. Namun, lambat laun air terjun terkikis menjadi waduk yang disebabkan adanya pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air, sedangkan batu-batu air terjun di sana hancur karena ledakan dinamit.

5 dari 11 halaman

4. Gua Altamira di Spanyol

Gua prasejarah yang menampilkan gambar dan lukisan ini ditutup untuk pengunjung pada tahun 2002. Banyaknya lukisan yang rusak dan berjamur yang disebabkan oleh karbondioksida dan uap air dari napas para pengunjung.

6 dari 11 halaman

5. Karang di Raja Ampat, Indonesia

Terumbu karang seluas 1.600 meter persegi ini rusak karena dihantam kapal pesiar pada tahun 2017. Dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk pemulihannya.

7 dari 11 halaman

6. Gletser Chacaltaya di Bolivia

Bongkahan es batu ini terbentuk dari 18.000 tahun yang lalu dan merupakan salah satu yang tertinggi di Amerika Selatan.

Namun sejak tahun 1980, wilayah ini mulai mencair dengan cepat dan pada tahun 2009, bongkahan es menghilang sepenuhnya akibat pemanasan global

 

8 dari 11 halaman

7. Danau Poopo, Bolivia

Pada tahun 2016, danau Poopo dikabarkan mongering dikarenakan perubahan iklim dan pengembangan pertanian dan pertambangan yang ada di sekitarnya.

Ini merupakan kali kedua danau Poopo mongering. Sebelumnya, danau ini mongering pada tahun 1994 namun kembali terisi karena air hujan.

9 dari 11 halaman

8. Wedding Cake Rock, Australia

Bukit berbatuan ini menjadi sangat populer pada tahun 2015 dan harus ditutup karena kekhawatiran tentang stabilitas tempatnya yang kurang kokoh.

Namun penutupan, ancaman denda, dan bahkan kehadiran polisi tidak bisa mencegah wisatawan melompati pagar hanya karena ingin berfoto di tempat yang indah ini.

10 dari 11 halaman

9. Duckbill, Oregon

Monumen batu ini merupakan objek wisata yang populer hingga 29 Agustus 2016. Namun sekelompok orang menghancurkan monument alam ini karena sebelumnya ada seseorang teman yang terluka di sana.

11 dari 11 halaman

10. Pont des Arts, Paris

Jembatan yang dikenal karena gembok cinta ini memiliki berat totalnya sekitar 45 ton. Pemerintah setempat mengkhawatirkan keadaan sungai Seine karena banyaknya kunci gembok yang dilemparkan ke dalamnya.

Khawatir juga kalau jembatan akan roboh karena beban dari banyaknya gembok di sana. Akhirnya, pemerintah setempat pun melepas puluhan ribu gembok dan memasang panel kaca, sehingga orang tidak bisa lagi mengunci gembok cinta di sana.