Sukses

Kisah Pilu Gadis Malnutrisi Korban Perang, Berat Badan Hanya 10 Kg

Gadis berusia 12 tahun tersebut adalah korban perang Yaman.

Liputan6.com, Jakarta Perang Yaman sejak tahun 2015 hingga kini telah membunuh ribuan anak-anak akibat malnutrisi. Mereka yang masih bertahan diri pun harus memikul bencana perang yang disebabkan gempuran Arab Saudi. Salah satunya adalah Fatimah Qoba, gadis berusia 12 tahun yang kini bobotnya hanya seberat 10 kilogram.

Dilansir Liputan6.com dari Reuters, Jumat (15/2/2019), terlihat tubuh Fatimah yang kering kerontang hanya tersisa tulang dan kulit. Saking lemahnya, Fatimah harus dibantu kakaknya untuk bergerak.

Fatimah menerima perawatan di sebuah klinik malnutrisi di Hajjah, barat laut Yaman dengan bantuan kakaknya yang takut kehilangan adiknya.

2 dari 4 halaman

Tinggal di bawah pohon dan kelaparan

Kakak Fatimah menceritakan bahwa orangtuanya serta 11 anak-anak termasuk dirinya diusir dari rumah hingga harus tinggal di bawah pohon dan kelaparan.

Mereka melarikan diri dari bahaya pengeboman yang dikirim Saudi Arabia. Karena ayahnya tidak membawa uang, mereka tidak bisa makan ataupun tinggal sementara di tempat yang lebih aman.

Alhasil, Fatimah dan kakaknya harus menerima apapun yang diberikan kerabat maupun tetangganya. Kakaknya menambahkan,

“Ayahku duduk di bawah pohon tapi tidak bergerak. Jika kita tetap tinggal, tidak ada yang mengetahui keadaan kami dan kami akan kelaparan. Kami tidak punya masa depan.” Imbuhnya kepada media.

3 dari 4 halaman

Fatimah alami malnutrisi ekstrem

Sebelum dibawa ke klinik di Hajjah, Fatimah sempat dibawa ke dua rumah sakit. Namun, karena keadaan Fatimah yang terlampau buruk, dua rumah sakit itu menolak merawat dirinya.

Seorang dokter sekaligus kepala klinik, Makiah al-Aslami mengungkapkan, “Seluruh lemak yang ada di tubuh Fatimah sudah habis. Sekarang yang tersisa hanyalah tulang. Fatima mengalami jenis malnutrisi yang ekstrem.” Ungkapnya.

Dokter Makiah al-Aslami menceritakan bahwa saat ini Fatimah sedang diusahakan untuk makan makanan lembek. Ia menambahkan bahwa butuh waktu sebulan perawatan agar tubuh dan pikirannya mengalami perkembangan.

4 dari 4 halaman

Korban yang terus menerus berjatuhan

Fatimah Qoba hanyalah satu dari banyaknya anak yang derita kekurangan gizi akibat perang di Yaman. Begitu banyak keluarga yang jatuh miskin dan alami kelaparan hingga korban jiwa yang terus menerus berjatuhan.

PBB menuturkan bahwa hampir 10 juta orang menjadi korban keterpurukan ekonomi, yang memaksa mereka tersungkur dalam jurang kelaparan.

Dokter Makiah al-Aslami pun memprediksi bahwa jumlah pasien malnutrisi akan terus-menerus bertambah. Akhir tahun 2018 saja sudah ada 14 orang yang meninggal di kliniknya. Terlebih lagi, di awal tahun 2019 ini, dia merawat lebih dari 40 wanita hamil dengan kondisi yang memprihatinkan.

“Nampaknya akan ada sekitar 43 bayi kurang gizi beberapa bulan ke depan.” Ujarnya menanggapi siatuasi yang terjadi di kliniknya itu.