Liputan6.com, Jakarta Bubble wrap sering dijumpai dalam bungkusan paket, agar barang kiriman paket tidak mudah pecah dan rusak. Siapapun yang memegang lembaran bubble wrap tanpa sadar akan memencetnya. Mungkin kegiatan ini terlihat hanya membuang waktu.
Baca Juga
Advertisement
Plastik yang didesain dengan gelembung-gelembung kecil ini, justru sering jadi rebutan. Anehnya banyak banget orang yang sepertinya mendapatkan kesenangan tersendiri dengan memencet bubble wrap. Apa kamu juga termasuk salah satunya?
Fenomena unik ini tentu saja bukan cuma terjadi di Indonesia saja. Bahkan di Amerika Serikat, ada protes besar-besaran setelah perusahaan iBubble Wrap mengeluarkan inovasi baru yaitu bubble wrap yang tidak bisa meletus.
Secara fungsional produk baru itu jelas lebih mumpuni karena tidak bakalan kempes, tapi ternyata mayoritas konsumen justru menolak habis-habisan.
Manfaat Memencet Bubble Wrap
Dillon KM, salah satu anggota Departemen Psikologi di Western New England Collage, Springfield menjadikan topik tersebut sebagai sebuah penelitian. Laporannya yang berjudul “Popping Sealed Air-Capsules to Reduce Stress” dipublikasikan di US National Library Medicine National Institutes of Health.
Penelitian ini melibatkan 30 mahasiswa untuk meletuskan bubble wrap. Sebanyak 75% subjek penelitian merasakan perubahan yang signifikan seperti lebih berenergi, berkurangnya rasa lelah dan lebih tenang setelah meletuskan bubble wrap.
Dilansir Liputan6.com, Minggu (17/2/2019) dari The Health Orange, cara merngurangi stres dengan meletuskan bubble wrap sama seperti peninggalan nenek moyang manusia yang mengurangi stres dengan cara mencari kutu di rambut dan memencetnya.
Kegiatan meletuskan bubble wrap juga merupakan alternatif untuk orang yang memiliki kebiasan menggigiti kuku. Jadi,kamu bisa menyimpan bubble wrap untuk terapi stres. Menurut survei tiga alasan yang dapat menjelaskan dorongan tidak terkendali untuk memencet Bubble Wrap.
1. Dilansir dari Times of India, studi menunjukkan pembungkus gelembung (Bubble Wrap) ini membantu beristirahat sejenak dari berpikir keras. Namun, masih dalam konsentrasi yang sama.
2. Mengurangi ketegangan otot. Psikolog Robert E. Thayer menjelaskan ketika orang stres, mereka cenderung meluangkan waktu sejenak untuk memahami tindakan mereka. Selama kondisi itu mereka tanpa sadar menekan jari, melakukan gerakan dengan kaki, atau bahkan meletuskan bubble wrap.
3. Meletuskan gelembung berkaitan dengan orgasme otak. Saat meletuskan gelembung, otak mendapat kepuasan yang sama seperti ketika berhubungan seks.
Advertisement