Liputan6.com, Jakarta - Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Tentu dibutuhkan waktu serta biaya yang tak sedikit untuk mengobatinya. Meski sulit, bukan berarti kanker tak bisa diobati. Tak sedikit pula orang yang akhirnya benar-benar sembuh dari penyakit kanker yang diderita.
Baca Juga
Advertisement
Ada begitu banyak faktor yang mampu menyebabkan timbulnya kanker, mulai dari pola makan, gaya hidup tak sehat hingga faktor keturunan. Oleh karena itu ada baiknya kita mencegah pertumbuhan sel-sel kanker sedini mungkin.
Dilansir dari Odditycentral.com, seorang wanita asal California memakan sekitar lima serangga seperti kumbang untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Dia adalah Marcela Iglesias yang mempercayai bahwa kumbang Cina hidup yang dimakannya dapat menegah kanker dan mengobati rasa sakit yang kronis, radang sendir, dan berbagai permasalahan pencernaan.
Serangga yang dimakannya tidak dalam keadaan matang, melainkan serangga dalam keadaan hidup seperti memasukkannya kedalam air dan menelannya. Marcela percaya dengan memakan serangga dapat menyembuhkannya dari penyakit-penyakit yang dia derita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Apakah Sudah Teruji?
Sayangnya, pengobatan kanker dengan seekor serangga atau kumbang adalah suatu hal yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah atau belum teruji. Hal ini dilakukan karena Marcela mempercayain apa yang dilakukannya. Dia tak segan-segan menelan serangga itu secara hidup-hidup.
Nyatanya Marcela mengetahui hal tersebut dari temannya yang menderita kanker stadium lanjut. Kemoterapi adalah suatu hal yang dianggap mengerikan sehingga dirinya mulai menjalani terapi dengan memakan 40-50 serangga untuk mengobati penyakit kanker yang dideritanya.
Meskipun dianggap menjijikan oleh teman-temannya, Marcela tetap melanjutkan hal tersebut untuk mencegah kanker dengan memakan serangga-serangga itu. Dia juga beranggapan bahwa apa yang dilakukannya tidak kotor atau menjijikan sama sekali. Dia melakukan rutinitas itu sejak dua bulan yang lalu dan masih terlalu dini untuk menyatakan hasil dari memakan seranggaa hidup tersebut.
Reporter
Lea Citra Santi Baneza
Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta
Advertisement