Liputan6.com, Jakarta Sebelum membeli sesuatu apa yang kamu lihat pertama kali? Pasti kemasannya bukan? Nah, itulah pentingnya desain kemasan untuk menarik pembeli. Semakin kreatif, pastinya pembeli akan semakin penasaran dan tertarik membelinya.
Hermawan Kartajaya, dalam bukunya Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells” atau yang berarti kemasan melindungi apa yang dijual. Namun, rupanya saat ini beralih menjadi “Packaging sells what it protects” atau bila diterjemahkan “kemasan menjual apa yang dilindungi.”
Advertisement
Baca Juga
Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Jika sebuah kemasan memiliki desain brilian tentu menarik konsumen untuk membeli produknya.
Nah, jika kamu memiliki usaha makanan, mungkin kamu juga bisa terinspirasi dari beberapa kemasan makanan unik berikut ini. Artikel ini berisi kumpulan desain kemasan makanan unik dan kreatif yang dilansir Liputan6.com dari Boredpanda, Senin (4/3/2019) dijamin kamu tertarik buat beli setelah melihat kemasannya saja.
Kemasan makanan unik
1. Kemasan kue yang terlihat seperti tudung rambut kakek kurcaci.
2. Kemasan cookies yang seperti rambut kribo pria.
3. Kemasan makanan unik spaghetti yang disusun seperti gedung di New York.
4. Kemasan kacang sekaligus tempat pembuangan kulitnya.
Advertisement
Kemasan makanan unik yang menarik
5. Desain kemasan makanan unik cokelat seperti satu set cat minyak.
6. Kotak kemasan Pizza yang bisa berubah menjadi proyektor.
7. Tempat kentang goreng dengan kantung untuk saus.
8. Kemasan makanan sushi yang menarik.
Pentingnya Kemasan Makanan Unik
Setelah mengetahui beberapa produk kemasan makanan unik di atas. Lebih baik, jika kamu juga mengetahui alasan kenapa kemasan sangat penting bagi sebuah produk. Ada tiga alasan penting mengapa kemasan yang unik penting dalam pemasaran menurut Iwan Warya dalam buku Kemasan yang Menjual, yaitu:
1. Dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan pengaruh psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo pada kemasan.
2. Kemasan yang unik juga bisa menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga. Menurut Bernd Schmitt, seorang brand strategist, “When your company or product provides specific experience that customers can see, hear, touch and feel, you are adding value and you can price that value.”
3. Kemasan yang unik tentu membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of differentiation) di tengah persaingan merek yang semakin ketat.
Advertisement
Kriteria Kemasan Makanan Unik
Selain mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk penjualan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
1. Stands out (menonjol)
Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya, karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa.
Warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih besar.
2. Contents (Isi)
Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut.
3. Distinctive (Unik)
Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan produk pesaing.
4. Suitable (Sesuai)
Desain kemasan unik harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol untuk produk cair.
Sejarah Kemasan
Dilansir dari sebuah jurnal Peranan Desain Kemasan dalam Dunia pemasaran karya Christie Suharto. Kemasan sudah ada sejak jaman dahulu, orang-orang Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang.
Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan. Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa.
Seiring dengan perkembangan waktu, peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak munculnya supermarket atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itupun kemasan hanya berfungsi memberikan informasi - memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau kandungan di dalam kemasan tersebut.
Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin pelik, kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan 'membujuk' konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi.
Advertisement