Sukses

3 Fakta Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru

Berikut beberapa unggahan Brenton Tarrant yang menunjukkan tanda-tanda terkait aksi penembakan yang dilakukannya.

Liputan6.com, Jakarta Setidaknya 40 orang tewas dalam aksi penembakan di sebuah masjid di kawasan Christchurch, Selandia Baru, pada Jum'at (15/3). Pihak berwenang Selandia Baru mengatakan telah menangkap empat tersangka, tiga laki-laki dan seorang perempuan, yang diduga terlibat dalam insiden ini.

Saat beraksi salah seorang pelaku bernama Brenton Tarrant melakukan live di akun Facebooknya. Video tersebut memperlihatkan awal persiapan Brenton "beraksi" hingga akhir penyerangan terjadi. Namun pihak Facebook telah menghapus video berdurasi 17 menit itu.

Nyatanya pria berusia 28 tahun itu cukup sering mengunggah kegiatannya di media sosial. Dirinya bahkan sempat beberapa kali mengunggah foto senjata api miliknya di Twitter pada Selasa (12/3) lalu.

Dikutip dari heavy.com, berikut beberapa unggahan Brenton Tarrant yang menunjukkan tanda-tanda terkait aksi penembakan yang dilakukannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mengunggah Manifesto

Beberapa hari sebelum melakukan penembakan, Brenton diketahui sempat mengunggah beberapa halaman manifesto yang berisi tentang rencana penembakan tersebut di akun Twitternya. Pada pembukaan manifesto itu Brenton menjelaskan sedikit tentang dirinya.

"Saya hanya pria kulit putih biasa yang memutuskan mengambil tindakan demi keberlangsungan hidup kaum saya."

Balas Dendam

Melalui manifestonya tersebut diketahui Brenton melakukan penembakan sebagai aksi balas dendam kepada kaum Muslim atas apa yang terjadi di Eropa karena aksi terorisme dari penganut Islam radikal. Dia juga mengaku telah merencanakan penembakan itu selama 2 tahun.

Sempat Mengunggah Foto Senjata

 

Tak hanya manifesto, beberapa hari sebelum insiden penembakan ini terjadi Brenton bahkan sempat mengunggah foto senjata apinya. Senjata itulah yang kemudian dia gunakan dalam aksinya ini. Pada Twitternya Brenton juga kerap mengunggah hal terkait tentang muslim, angka kelahiran, dan juga penyerangan teroris. Pihak Twitter pun kini telah menghapus akun Brenton.