Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa saat ini dunia dalam bahaya krisis air global. Laporan bersama Bank Dunia dan PBB menyatakan saat ini 40 persen populasi dunia mengalami kelangkaan air.
Baca Juga
Advertisement
Laporan yang disusun berdasarkan penelitian selama dua tahun tersebut mengatakan 700 juta orang akan menderita akibat kelangkaan air parah pada 2030. Saat ini dunia sedang menghadapi krisis air terburuk yang pernah ada.
Menurut laporan terbaru, ada 844 juta orang kekurangan akses ke air bersih, seperti yang Liputan6.com lansir dari Bright Side, Senin (25/3/2019). Salah satu yang menjadi masalah utama adalah polusi air.
Di India, seorang pria berusia 26 tahun melakukan aksi yang sangat inspiratif karena tak tahan dengan masalah yang tak kunjung terselesaikan. Pemuda India ini ingin membantu desanya dan masyarakat, dan telah melakukan perubahan besar.
Kesulitan untuk Menyadarkan Tentang Polusi Air
Â
Suatu hari, pria bernama Ramveer Tanwar ini menyadari bahwa danau dan kolam dekat tempat ia bermain dulu, sudah mulai menghilang. Selain itu, banyak lahan basah yang tercemar dan menjadi tempat pembuangan sampah.
Dia memutuskan bahwa sudah waktunya untuk membuat perubahan, dan mengajak orang-orang untuk sadar pentingnya memiliki air bersih. Untuk langkah awal, Ramveer mencoba memberi pelajaran kepada anak-anak dari desanya.
Ramveer berharap dengan pendekatan ini, mereka juga bisa sadar bahwa sekarang ini sumber air bersih sedang krisis. Ramveer memberi tahu para siswa untuk memperingatkan orangtua mereka tentang masalah yang ada akibat polusi air dan konservasi air.
Sayangnya, ini tidak berhasil. Hal itu karena penduduk desa menolak untuk percaya, mereka justru masih melakukan hal yang bisa mencemarkan air.
Advertisement
Melakukan Perubahan Sendiri
Setelah Ramveer mengetahui tanggapan orang yang cenderung tidak peduli, ia memutuskan bahwa harus melakukan ini sendiri. Ramveer pergi dari rumah ke rumah, ke setiap penduduk desa, untuk menjelaskan masalah menipisnya sumber daya air bagi mereka.
Kemudian dia memberi tahu para siswa untuk mengumpulkan orangtua mereka setiap hari Minggu di tempat khusus. Di mana ia akan memfasilitasi diskusi dan menyarankan metode untuk konservasi air.
Akhirnya, usaha Ramveer sedikit demi sedikit mulai diterima dan penduduk desa mulai menyadari masalah yang mereka hadapi. Pada 2015, Ramveer dan tim sukarelawan, murid-muridnya, dan orangtua mulai membersihkan semua sampah dari kolam. Mereka tidak hanya membersihkannya, tetapi juga menanam pohon-pohon di sekitarnya.
Belakangan, mereka mengundang pemerintah setempat untuk datang dan menyaksikan pemulihan dari danau dan kolam mati tersebut. Berita baik itu menyebar dengan cepat.
Dan tak lama kemudian, orang-orang dari desa dan daerah lain mulai datang ke Ramveer untuk meminta bantuan dengan memulihkan danau di daerah mereka. Usahanya diakui oleh pihak berwenang, dan pertemuan itu secara resmi dinamai 'Jal Chaupals'.
Usaha Keras Ramveer Membuahkan Hasil
Berkat bantuan banyak sukarelawan, puluhan danau dan kolam telah dipulihkan. Hal terpenting dalam membersihkan kolam air ini adalah untuk mencegah polusi lebih lanjut.
Setelah air dibersihkan, tim menggali lubang terpisah untuk mengumpulkan sampah. Kemudian mereka memasang sistem penyaringan ganda.
Mereka juga memasang filter yang terbuat dari papan kayu dan rerumputan, untuk mencegah sampah yang lebih besar dan lebih kecil masuk ke air di masa depan. Lubang dan filter dibersihkan secara rutin seminggu sekali.
Â
Ramveer ingin melanjutkan upayanya untuk menghemat air di India. Pemerintah India membantunya dan mendirikan organisasi yang disebut dengan 'Tentara Air' di setiap daerah.
Dan kini Ramveer menjabat sebagai koordinator untuk organisasi Tentara Air di daerahnya. Bersama-sama mereka fokus pada konservasi air di wilayah masing-masing.
Sayangnya, pemerintah tidak memiliki dana yang cukup untuk program kesadaran semacam ini. Dan Ramveer harus mengeluarkan uangnya sendiri untuk melanjutkan apa yang dia mulai.
Advertisement