Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya, para ilmuwan di NASA akhirnya berhasil mengambil foto lubang hitam yang dirilis pada hari Rabu. Foto tersebut diabadikan dengan delapan teleskop yang berhubungan dalam Event Horizon Telescope (EHT).
Baca Juga
Advertisement
"Massanya sendiri 6,5 miliar kali lebih besar daripada Matahari. (Lubang hitam) ini salah satu yang terberat yang ada," ungkap Reino Flacke, ilmuwan dari Radboud University Belanda yang terlibat dalam proyek tersebut seperti dikutip dari BBC pada Kamis (11/4/2019).
Pengabadian foto lubang hitam tersebut, tak lepas dari kejeniusan seorang wanita bernama Katie Bouman. Ia ikut terlibat dalam tim EHT yang merilis foto revolusioner tersebut.
Bouman juga memimpin pengembangan algoritma baru sejak tiga tahun lalu untuk menghasilkan gambar lubang hitam pertama kalinya. Menurut laporan MIT News, algoritma terobosannya "dijahit" bersama data yang dikumpulkan dari teleskop radio yang tersebar di seluruh dunia.
"Persis seperti bagaimana frekuensi radio akan menembus dinding, mereka menembus debu galaksi. Kita tak akan pernah bisa melihat ke pusat galaksi kita dalam panjang gelombang yang terlihat karena ada terlalu banyak barang di antaranya."
Menariknya, Bouman merupakan mahasiswi pascasarjana yang terlibat dalam proyek dengan sekumpulan ilmuwan saat ia menemukan algoritma yang membuat gambaran lubang hitam terlihat lebih tajam. Tak hanya itu, ia merupakan satu-satunya wanita yang terlibat dalam proyek tersebut.
"Sebelum foto ini dirilis, aku benar-benar menahan diri untuk tidak menceritakannya bahkan kepada keluargaku," tutur Bouman seperti dikutip dari Time.
Perannya sempat diabaikan
Meski berita tentang penemuan monumental itu mengguncang dunia, kontribusi penting Bouman terhadap proyek tersebut tampak diabaikan. Kebanyakan organisasi memuji tim EHT dan teori Albert Einstein tentang relativitas umum sehingga foto tersebut berhasil diambil.
Padahal, tanpa algoritma yang disusun oleh Bouman, hal tersebut tak akan terjadi. Hal ini diprotes habis-habisan oleh netizen, terutama wanita, yang mengetahui kontribusi penting Bouman dalam proyek tersebut.
@BBCNews Could Katie get a mention in the article itself and not just a credit on the photo? 👍https://t.co/xR8l2OdDty
— Jonathan Frascella (@Joffff) April 10, 2019
"Hey, BBC. Bisakah kau menyebutkan nama Katie di dalam artikel dan bukan hanya kredit terhadap foto itu?" tulis seorang pengguna.
"Apa yang kalian lakukan tak lepas dari pantauanku. Sudah saatnya semakin banyak ilmuwan wanita diberikan panggung. Dia berhak dengan Nobel," tulis yang lain.
Bahkan, beberapa netizen mengusulkan komunitas sains menamai penemuan tersebut dengan nama Bouman sendiri.
Can the M87 blackhole be officially renamed after her?
— CMDR Lutzie (@CMDR_Lutzie) April 10, 2019
"Mengapa tidak menamainya Bouman Black Hole?" saran seorang pengguna Twitter.
Tak hanya itu, netizen sampai-sampai membandingkan Bouman dengan figur-figur wanita di masa lalu yang keberadaannya disembunyikan.
Computer scientist Katie Bouman and her awesome stack of hard drives for #EHTblackhole image data 😍 — reminds me of Margaret Hamilton and her Apollo Guidance Computer source code. 👩🏽🔬 pic.twitter.com/MgOXiDCAKi
— Flora Graham (@floragraham) April 10, 2019
Sebut saja Rosalind Franklin, ahli biologi molekuler perintis yang berkontribusi pada pemahaman modern tentang DNA, atau Margaret Hamilton, ilmuwan komputer wanita MIT yang memelopori teknologi perangkat lunak sehingga astronot dapat mendarat di bulan.
Bagaimana menurutmu?
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Advertisement