Sukses

Waspada, 6 Gejala Ini Penanda Kamu Mungkin Keracunan Makanan

Berikut adalah beberapa cara untuk mengenali tanda-tanda kamu keracunan makanan.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah kamu tidak sengaja mengonsumsi sebuah produk yang basi atau kedaluwarsa? Terlepas produk tersebut dibeli dari supermarket ataupun toko swalayan.

Bahkan mungkin kamu tidak sengaja mengonsumsi bahan makanan yang sudah lama disimpan di dalam kulkas. Bagaimana reaksi tubuhmu setelah mengonsumsi berbagai bahan tersebut?

Gejala yang umumnya akan dirasakan biasanya adalah mual, kram perut, dan dahi berkeringat. Gejala tersebut biasanya disebabkan karena kamu memakan makanan yang sudah terkontaminasi bakteri atau jamur.

Tentu kamu akan merasa sangat kesulitan saat mengalami berbagai gejala ini. Namun, ternyata masih banyak orang yang tidak segera menyadari bahwa gejala tersebut ternyata indikasi dari keracunan bahan makanan.

Jika kamu termasuk orang yang tidak menyadari hal ini, maka simaklah beberapa tanda berikut.

1. Berkeringat

Bertentangan dengan beberapa rumor umum, keracunan makanan tidak selalu ditandai dengan sering pergi ke toilet. Salah satu gejala awalnya adalah berkeringat.

Apakah kamu berkeringat sangat banyak karena disebabkan oleh demam? Jika tidak coba ingat kembali apakah kamu memakan sesuatu yang mencurigakan selama beberapa hari terakhir.

Pasalnya, keracunan makanan sering disamakan dengan gejala awal flu.

2. Buang Angin

Kram perut dan disertai dengan buang angin secara berlebihan bisa menjadi salah satu indikasi dari keracunan bahan makanan. Di sela-sela gejala tersebut seringkali ditambah dengan seringnya pergi ke toilet.

Hal tersebut bisa menjadi pertanda dari adanya bakteri aktif di dalam perutmu.

3. Mual dan Muntah

Mual dan muntah adalah dua gejala keracunan yang sagat umum. Namun, seberapa cepat berbagai gejala ini muncul, tergantung pada jenis bakteri dan juga makanan yang terkontaminasi.

Bakteri Listeria ini, sebagian besar ditemukan di dalam produk seperti hummus, suus, dan keju lunak. Bakteri ini dapat menyebabkan gejala sejak 3 hingga 70 hari setelah kamu mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Namun berbeda dengan bakteri salmonela yang ada pada telur, daging, dan sayuran mentah, gejalanya akan dimulai setelah 12 hingga 72 jam setelah konsumsi makanan.

 

2 dari 2 halaman

4. Diare

Diare adalah gejala keracunan makanan yang juga sangat umum. Namun, bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa diare yang kamu alami, merupakan gejala dari keracunan makanan?

Kamu bisa menyimpulkannya dengan melihat jenis diare yang kamu alami. Jika kamu terserang flu, kamu akan mengalami diare berair. Namun, jika kamu mengalami keracunan makanan, diare yang kamu alami bisa disertai dengan adanya darah.

Hal tersebut disebabkan oleh bakteri E. Coli dan Campylobacter, dua bakteri tersebut seringkali sering menjadi penyebab dari keracunan makanan.

5. Demam

Beberapa jenis bakteri, seperti Listeria dan Campylobacter, dapat menyebabkan demam. Selain itu, demam yang dialami juga biasanya disertai dengan masalah pencernaan.

Ketika kamu mengalami sakit demam dan berlangsung selama lebih dari 48 jam, maka kamu harus secepatnya menemui dokter.

6. Dehidrasi

Ketika kamu merasa curiga apakah kamu mengalami keracunan makanan atu tidak, ada hal utama yang harus kamu lakukan. Hal tersebut adalah dengan memastikan bahwa kamu telah minum air mineral dengan benar.

Cobalah untuk meminum banyak air dan hindari minuman manis. Hindari juga minuman yang mengandung kafein atau alkohol, karena minuman tersebut memiliki sifat yang dapat membuat tubuh dehidrasi.

Selain itu, kamu harus memakan makanan ringan seperti pisang, nasi putih, atau roti.

Pada dasarnya, keracunan bisa disebabkan dari berbagai macam produk makanan yang dikonsumsi. Artinya, bahan dasar makanan yang digunakan pun dapat berbeda-beda.

Namun, di dalam banyak kasus, keracunan makanan disebabkan oleh bahan makanan seperti daging mentah, buah mentah, dan sayuran yang tidak dicuci dengan benar.

Selain itu, susu atau produk produk yang sudah terlalu lama disimpan di luar kulkas juga bisa menjadi penyebab keracunan.

 

Reporter:

Rahma Wulan Mei Anjaeni

Universitas Pendidikan Indonesia

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: