Liputan6.com, Jakarta - Udara yang panas di musim kemarau membuat tidur menggunakan pendingin udara atau kipas angin menjadi pilihan yang diambil kebanyakan orang. Sayang, tidur dengan kipas angin ternyata bisa berdampak buruk bagi Anda.
Baca Juga
Advertisement
Mark Reddick, penulis di The Sleep Advisor mengklaim tidur dengan menggunakan kipas angin dapat memicu alergi. Ini juga buruk bagi orang yang menderita asma.
"Bagi sebagian orang, tidur dengan kipas angin membantu mereka tertidur dan nyenyak di malam hari. Bagi yang lain, itu malah membuat mereka tetap terjaga, memicu serangan asma, atau membuat mata kering," ungkap Mark seperti dikutip dari The Sun.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Memicu alergi atau asma
Kipas angin juga membuat debu bergerak di sekitar ruangan. Jika Anda rentan terhadap alergi, asma, dan demam, ini bisa menimbulkan banyak masalah. Mark merekomendasikan Anda untuk membersihkan kipas sebelum menggunakannya.
"Jika debu sudah terkumpul di bilah-bilah kipas, partikel-partikel itu akan terbang di udara setiap kali Anda menyalakannya."
Â
Advertisement
Membuat kulit kering
Ia juga menjelaskan bahwa hembusan udara yang konstan juga membuat Anda berisiko mengalami kulit kering saat tidur dengan kipas angin. Lotion dan pelembab mungkin membantu mencegah hal tersebut, tapi jika kulit terlalu kering, Anda harus memantaunya.
"Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa beberapa orang tidur dengan mata terbuka sebagian. Aliran udara yang stabil akan membuat mata kering dan menyebabkan iritasi."
Â
Â
Tips mengurangi rasa gerah
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk merasa sejuk dalam serangan gelombang panas. Salah satunya dengan menggunakan warna tertentu atau bahan reflektif di luar jendela.
"Jika ini tidak memungkinkan, gunakan gorden berwarna terang. Karena tirai metalik dan gorden gelap dapat membuat ruangan lebih panas."
Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk minum secara teratur, seperti air putih dan jus buah encer. Hindari pula kelebihan alkohol, minuman berkafein, dan minuan yang tinggi gula.
Advertisement