Liputan6.com, Jakarta - Selembar kertas menempel di helm seorang pengemudi ojek online (ojol). Kertas itu bertuliskan intruksi untuk berkomunikasi antara pelanggan dengan pengemudi.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu memang tak umum. Namun, itu merupakan cara seorang pengemudi ojek online tunarungu untuk mempermudah pelayanannya.
Difabel memang bukan halangan. Difabel memiliki kesempatan yang sama, tapi dengan cara berbeda. Itu pun ditunjukkan pengemudi ojek online itu untuk melayani pelanggannya.
Hal itu dilaporkan seorang warganet pemilik akun @ogiklo yang membagikan kisahnya di Twitter. Kisahnya ketika diantarkan ojek online yang tunarungu itu pun mencuri perhatian warganet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cara komunikasi
Pengemudi itu bernama Muhammad Rustam. Dari laporan warganet, Rustam sering nongkrong di Kopi Tuli (Koptul), Duren Tiga Jakarta. Kertas di helmnya itu merupakan salah satu caranya berkomunikasi dengan konsumen.
Helm itu bertuliskan, "Mohon maaf saya tuli. Mohon kerjasamanya. 20 meter sebelum belok tepuk pundak saya. Jika belok kanan, tepuk kanan. Jika belok kiri, tepuk kiri. Jika berhenti tepuk keduanya. Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya."
Bukan hanya melalui kertas, Rustam pun mengeset salah satu spionnya agar bisa berkomunikasi dengan pelanggan. Spion itu membuatnya bisa melihat gerak bibir pelanggan, sehingga mereka bisa berkomunikasi.
Advertisement
Tolak rawan arus
Bukan hanya menciptakan caranya sendiri untuk berkomunikasi yang menunjukkan profesionalitasnya. Taat peraturan lalu lintas juga tercermin.
Itu seperti yang diceritakan pemilik akun @ogiklo. Melalui percakapannya dengan Rustam, pengemudi ojol itu menuliskan bisa menjemputnya tapi tidak mau melawan arus. Hal sederhana, tapi tepat untuk menghindari bahaya.
@ogiklo pun memandang pelayanan Rustam sebagai bentuk profesionalitas. "Komunikasi baik antara konsumen dengan penyedia jasa adalah bentuk profesionalitas. Membuat bahasa sendiri juga nunjukin kalau bapak ini punya integritas tinggi," tulisnya.
Cara sendiri
Beberapa warganet mempertanyakan keamanan jika satu spionnya digunakan untuk berkomunikasi. Warganet lainnya juga mempertanyakan soal SIM yang didapatnya atau keadaan saat di jalan jika pengemudi itu tunarungu.
Namun, ada pula warganet yang membantu menjelaskan bahwa tidak semua tunarungu benar-benar tak bisa mendengar, melainkan bisa mendengar samar-samar.
Hal yang dilakukannya itu tampaknya bentuk caranya sendiri untuk mengatasi keterbatasannya.
Beberapa warganet pun membagikan cara pengemudi ojol difabel lainnya yang melakukan cara-cara seperti memberitahu kondisinya melalaui chat, atau melalui tulisan di helm.
Advertisement
Respons warganet
Twit itu pun mencuri perhatian warganet di media sosial. Hingga Kamis (8/8/2019), twit itu telah mendapat lebih dari 43,2 ribu retweet dan 46,8 ribu likes. Beragam respons seperti dukungan pun dilontarkan warganet. Berikut komentarnya.
"Salut pokokna mah saya,, semangat pak ojol semoga rezekinya mengalir terus...aamiiiinnn" - @Jumiyatiw1
"Seterharu ini liat org yg masih semangat kerja" - @windysyadiah
"Semangat kerjanya bapak, semoga dilancarkan rezekinya. Dan selalu bertemu dengan konsumen yang pengertian." - @Yessyhernaa
Penulis:
Santi Muhrianti
Universitas Padjadjaran