Sukses

Rasakan Sensasi Menyusuri Sungai Seine Pakai Taksi Air

Taksi air di Paris sedang diuji sebelum dikomersialkan.

Liputan6.com, Jakarta - Inovasi pada teknologi dan transportasi terus berkembang. Transportasi memudahkan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan waktu lebih singkat. Inovasi memungkinkan adanya kendaraan seperti mobil, motor, pesawat, hingga kapal.

Di Paris, salah satu inovasi tranportasi diuji pada Rabu (18/9/2019). Taksi berbentuk kapsul yang mengambang di atas air ini menjadi salah satu transportasi baru yang akan menyusuri Sungai Seine, Prancis. Selain unik, kendaraan ini juga ramah lingkungan karena menggunakan listrik.

2 dari 5 halaman

Taksi Air

Taksi air ini merupakan perahu listrik yang berbentuk oval, berwarna putih, dan menyerupai angkutan kecil. Di dalamnya dapat menampung empat penumpang yang akan dibawa berseluncur melewati monumen-monumen di Paris.

3 dari 5 halaman

Seabubbles

Seperti dilansir APnews, Senin (23/9/2019), desainer dari taksi yang diberi nama “Seabubbles” ini memiliki cita-cita untuk mengkomersialkan layanan transportasi baru ini di Paris dan kota-kota lain mulai 2020 mendatang. Selain itu, Seabubbles juga direncanakan dapat dipesan melalui aplikasi seperti taksi darat, sepeda, dan lain-lain.

4 dari 5 halaman

Transportasi Tanpa Polusi

“Yang paling penting bagi kami adalah tidak ada suara, tidak ada gelombang, tidak ada polusi. Dan bawa mereka ke kota-kota yang padat,” kata Anders Bringdal, CEO Seabubbles, kepada The Associated Press.

Anders mengungkapkan bahwa selain Seabubbles menyenangkan, moda transportasi ini juga menguntungkan secara ekonomi.

5 dari 5 halaman

Transportasi Model Baru

"Jika Anda membandingkan perahu ukuran yang sama dengan mesin, Anda akan menjalankan 30, 40, 50 Euro per jam dalam biaya bahan bakar saat ini harganya 3 dolar atau 3 Euro," lanjut Anders.

Kendaraan unik ini dilirik oleh orang-orang yang ‘mendukung’ Seabubbles karena dilihat sebagai model baru dalam mobilitas perkotaan yang cepat berubah.

Penulis:

Timothy Juliano

Universitas Multimedia Nusantara