Liputan6.com, Jakarta - Menjadi guru Taman Kanak-kanak (TK) bukanlah pekerjaan yang terbilang mudah, pekerjaan tersebut juga memiliki tanggung jawab seperti halnya guru pendidikan lainnya.
Baru-baru ini curhatan seorang guru TK menarik perhatian warganet, ia menceritakan bagaimana profesinya sebagai guru TK, yang kerap kali diremehkan oleh masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Melalui akun Twitter @akuitudina, ia menuliskan pendapatnya mengenai profesinya yang bekerja sebagai guru TK. Ia berpendapat bahwa, masyarakat terlalu memandang remeh pekerjaan guru TK.
Padahal menurutnya, guru TK bukan hanya sekedar mengajari menyanyi, menggambar, mewarnai dan menulis. Tapi, guru TK juga berperan penting pada aspek perkembangan setiap anak didiknya.
Guru TK juga harus menguasai ilmu aspek perkembangan pada anak. Mulai dari aspek kognitif, fisik dan motorik, sosial dan emosional, bahasa, seni, moral, nilai agama. Hal-hal semacam itu, setiap guru TK diharuskan menguasainya.
“Menjadi guru TK bukan sekedar mengajari anak menyanyi, menggambar, mewarnai, menulis. Tapi lebih dari itu. Semua ilmu tentang aspek perkembangan anak dari mulai kognitif, fisik-motorik, sosial-emosional, bahasa, seni, moral dan nilai agama harus dikuasai oleh seorang guru TK,” tulisnya di akun Twitter mliknya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
1. Guru TK Sebagai Fondasi
Dalam tulisannya wanita yang biasa disapa Dina mengatakan bahwa, profesi sebagai guru TK adalah profesi yang hebat.
Ia menuliskan bahwa pada usia 0 hingga 5 tahun, perkembangan anak akan sangat pesat atau biasa disebut dengan “Golden Age”.
Di masa-masa itulah anak-anak harus mendapatkan stimulus yang tepat, agar perkembangan anak dapat berkembang secara pesat. Dan dari “Golden Age” inilah, peran seorang guru TK sangat dibutuhkan sebagai fondasi utama pada anak.
Sungguh bisa dikatakan berat mungkin tugas seorang guru TK. Mereka diibaratkan membuat fondasi untuk selanjutnya akan didirikan bangunan yang menjulang nantinya. Jika fondasi itu sudah salah dan konturnya tidak kuat,, maka sangat mustahil bangunan di atasnya bisa berdiri tinggi.
— d i n a (@akuitudina) October 1, 2019
Advertisement
2. Persiapan Pembelajaran yang Tidak Mudah
Dina juga menuliskan bagaimana persiapan pembelajaran yang tidak mudah, dimulai dari guru TK harus datang pagi-pagi sebelum anak-anak didiknya datang. Kemudian menyapa dengan senyuman dan juga mempersiapkan, media yang akan digunakan pada pembelajaran hari itu.
Tak hanya itu setelahnya guru TK ini harus mengawasi dan aktif, pada kegiatan bermain sambil belajar yang dilakukan anak didiknya. Mereka juga harus merespon agar si anak tidak merasa diabaikan.
Saat jam istirahat pun, mereka tetap mengawasi anak didiknya, lalu memberikan pelatihan pembiasaan toilet training dan harus siap tanggap saat ada anak-anak yang bertengkar atau berebutan mainan.
Setelah pembelajaran hari itu selesai, guru TK tidak langsung pulang begitu saja. Mereka juga harus menunggu dan memastikan bahwa setiap anak didiknya, dijemput oleh orangtuanya.
Saat semua anak didiknya kembali kerumah masing-masing, guru TK masih harus menyiapkan media yang akan jadi pembelajaran esok hari, belum lagi setelahnya jika diadakan rapat.
Daily Activity and Memories pic.twitter.com/qCYQDMNJe7
— d i n a (@akuitudina) October 1, 2019
3. Respon Warganet
Cuitan yang diunggah pada akun Twitter @akuitudina ini, mengundang banyak reaksi dari warganet. Mereka mengucapkan banyak terimakasih pada setiap guru TK yang sudah berkontribusi untuk mencerdaskan anak bangsa.
Beberapa juga ikut menyemangati Dina agar tetap semangat untuk mengajar. Tulisan yang diunggah oleh Dina ini disukai hingga 22 ribu dan sudah dibagikan sebanyak 12 ribu lebih.
Kebayangkan bagaimana sulitnya menjadi guru TK? Mulai dari sekarang, sudah sepatutnya kita menghargai setiap profesi yang ada.
Guru TK adalah Sosok Istimewa yang Sering Terlupa, karena nggak semua wanita mampu sabar dan telaten menghadapi tingkah polah anak-anak yang serba susah ditebak dan masih bergantung sepenuhnya pada orang dewasa.Tetap semangat mba❤️, terus semangat untuk mencerdaskan anak bangsa.
— May (@immamayakhlllll) October 1, 2019
Penulis: Natania Longdong
Universitas Esa Unggul
Advertisement