Liputan6.com, Jakarta - Seorang ilmuwan Korea Selatan mengembangkan kantong biodegradable yang terbuat dari cangkang kepiting. Hal tersebut ia lakukan sebagai upaya untuk memerangi perubahan iklim.
Baca Juga
Advertisement
Hwang Sung-Yeon, peneliti di Korea Research Institute of Chemical Technology yang terlibat dalam penelitian tersebut mengklaim kantong ia buat lebih kuat, lebih tahan lama, dan terurai lebih cepat daripada kantong biasa yang terbuat dari plastik. Produk plastik konvensional biasanya terbuat dari batu bara dan minyak bumi.
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Selanjutnya
Bahan-bahan seperti itu nyatanya berkontribusi terhadap perubahan iklim dan butuh waktu berabad-abad untuk terurai.
"Plastik adalah semua tentang bahan bakar fosil dan solusinya adalah bioplastik. Saya senang bisa berkontribusi," ujar Hwang kepada Korea Times.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Hwang mengaku bioplastik yang ia ciptakan hanya butuh waktu enam bulan untuk terurai. Menurutnya, penggunaan plastik tak bisa dilepaskan dari manusia modern. Karena itu, bioplastik adalah salah satu cara yang manjur untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan plastik.
Bioplastik biasanya menggabungkan zat-zat dari jagung, kayu, sedotan, dan tebu dengan minyak bumi. Sementara biodegradable, tas yang terbuat dari bahan tersebut biasanya mudah robek.
Â
Â
Selanjutnya
Untuk mengatasi masalah tersebut, Hwang dan timnya menambahkan zat pengaku dari cangkang kepiting dan bubur kayu. Ini meningkatkan kekuatan tarik dari 65 hingga 75 megapascal.
Menurut Korea Bizware, itu melampaui kekuatan tarik rata-rata dari bahan plastik yang lebih umum yang berkisar 40 megapascal. Kantong yang dibuat oleh Hwang dan timnya bahkan kini sekuat nilon yang digunakan dalam parasut dan sabuk pengaman.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Tak hanya itu, tim peneliti tersebut juga menemukan plastik yang menggunakan jagung dengan sifat tahan panas yang kuat. Bahan ini sangat berguna dalam membuat produk seperti botol susu bayi.
"Jika pemerintah memberlakukan aturan ketat pada kantong, gelas, dan sedotan plastik, itu akan membuka pasar baru untuk lebih banyak produk bioplastik. Ketika lebih banyak produk bioplastik yang dibuat oleh perusahaan, lebih banyak orang akan membelinya," urai Hwang lagi.
Selain meneliti bioplastik selama 15 tahun terakhir, Hwang juga memilah sampah plastik di rumah dan mengajarkan kedua putrinya untuk melakukan yang sama.