Liputan6.com, Jakarta - Kadang tanpa sadar kita memarahi anak yang terlalu banyak bermain. Padahal, hal tersebut baik bagi tumbuh kembang mereka. Ya, bermain ternyata dapat meningkatkan kesehatan mental anak-anak.
Baca Juga
Advertisement
Yang tidak disadari, kurangnya bermain dapat memberikan pengaruh buruk pada anak-anak. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Brightside.me.
1. Makin sedikit anak bermain, makin mudah dipengaruhi orang lain
Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak terus-terusan dihadapkan pada penilaian orang lain dan ini dapat mencegah mereka menjelajahi dunia sendiri. Sebagai akibatnya, waktu bermain berkurang dan mereka harus melakukan apa yang disuruh oleh orang dewasa.
Lebih sedikit waktu bermain berarti lebih banyak pengaruh datang dari orang lain yang membuat mereka mudah untuk dimanipulasi. Akibatnya, anak-anak akan merasa lebih cemas karena mereka akan mulai bekerja untuk lebih intensif untuk persetujuan daripada menghabiskan waktu mereka bermain dengan bebas.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
2. Kurang bermain buat anak-anak kehilangan kendali pribadi
Dalam kasus anak-anak, perasaan pertama mereka tentang kontrol pribadi lewat permainan. Ini karena dengan bermain mereka mulai dapat mengendalikan interaksi pertama mereka dengan lingkungan mereka.
Makin sedikit anak bermain, makin tidak mandiri mereka saat mereka mencoba mengendalikan tindakan mereka. Jika anak-anak tak mempelajari hal ini, mereka akan mulai kekurangan kontrol pribadi yang dapat menyebabkan mereka mengalami depresi.
Â
Advertisement
3. Kurang bermain sebabkan kurang kontrol emosional
Saat bermain, anak-anak belajar tentang emosi dan bagaimana mengendalikannya. Mereka berurusan dengan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, kepuasan menang dan takut kalah, dan yang paling penting, jika anak-anak tak terpapar kondisi seperti ini mereka mungkin tak belajar bagaimana menghadapi rasa sakit.
Semakin sedikit waktu yang mereka dedikasikan untuk bermain, makin sedikit kontrol emosional mereka. Kurang kontrol emosional buat mereka tak tahu bagaimana harus bertindak saat menghadapi rasa takut yang dapat mengakibatkan depresi.
Â
4. Kurang bermain memperlambat perkembangan anak-anak
Gaya permainan yang berbeda akan mengembangkan tipe kepribadian yang unik. Sebagai akibatnya, anak-anak akan mengembangkan minat dan kompetensi yang sesuai dengan kepribadan dan gaya hidup mereka. Mereka mulai memahami apa yang mereka suka dan tak suka, yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan independen mengenai kepentingan mereka.
Jika anak-anak dilarang bermain, mereka tak bisa bekerja menuju perkembangan mereka sendiri sebagai manusia. Bermain membantu anak-anak mengembangkan kompetensi dasar yang akan membantu mereka menghadapi tantangan. Jika mereka tak memperoleh kompetensi ini, mereka mungkin cemas dan tertekan akibat kegagalan.
Â
Advertisement
5. Kurang bermain mengurangi kemampuan anak untuk mengambil keputusan
Satu hal yang sangat positif tentang permainan adalah aturan sepenuhnya dikendalikan oleh para pemain itu sendiri. Anak-anak adalah pembuat keputusan saat bermain dan itu memberi mereka kepercayaan diri untuk mulai membuat keputusan dan menyelesaikan masalah mereka.
Makin sedikit anak-anak berrmain, makin sedikit mereka belajar tentang bagaimana bertindak melawan impuls dan tak akan mendapatkan perlawanan terhadap dunia luar. Perlawanan ini diperlukan untuk mempromosikan kesehatan mental yang lebih baik.
Â
6. Kurang bermain di sekolah memengaruhi kesehatan mental anak
Saat ini, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah. Sistem sekolah yang dirancang berdasarkan nilai membuat anak-anak selalu merasa cemas bila tak mencapai target.
Selain itu, banyaknya masalah yang harus dihadapi di sekolah seperti pelecehan, intimidasi oleh siswa lain atau guru, membuat anak-anak sedikit bermain. Akibatkan, mereka dapat mulai mengembangkan gangguan penyakit mental yang sangat sulit diatasi.
Advertisement