Sukses

Ciuman Bisa Prediksi Langgengnya Hubungan dengan Pasangan, Ini Kata Ahli

Otak kita menganalisis cara kita mencium dan membuat keputusan tidak sadar yang bisa memprediksi nasib hubungan dengan pasangan.

Liputan6.com, Jakarta - Ciuman bibir terbukti bisa membuat seseorang bahagia, mengurangi stres dan panjang umur. Selain membangkitkan perasaan baik di otak, ciuman ternyata bisa mengungkapkan informasi relevan lainnya yang mengalir ke otak ketika kita berciuman.

Menurut penelitian ilmiah, ketika seseorang berciuman, ia akan bertukar berbagai informasi yang bahkan tidak kita sadari. Otak kita menganalisis cara kita mencium dan membuat keputusan tidak sadar yang bisa memprediksi nasib hubungan dengan pasangan.

Melansir Brightside, Jumat (29/11/2019), para ilmuwan dari Universitas Oxford meneliti secara seksama rahasia ciuman dan menemukan bahwa itu sebenarnya memungkinkan kita untuk menemukan, menilai dan pada akhirnya menjaga pasangan yang tepat untuk hubungan jangka panjang.

Menurut temuan mereka, berciuman memungkinkan kita untuk menilai pasangan kita dengan benar dan menjaganya saat kita sedang menjalin hubungan. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa wanita umumnya lebih selektif dan pilih-pilih dalam memilih pasangan potensial, dan mereka lebih menghargai ciuman sebagai cara untuk menilai pasangan mereka.

Bahkan jika kita tidak menyadarinya, kita secara tidak sadar mengevakuasi pasangan kita dengan menganalisis kebiasaan dan karakteristik mereka.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Bisa Memeriksa Tingkat Kesehatan Pasangan

Berciuman juga memungkinkan kita untuk mengukur kebugaran pasangan kita dan kesehatan secara keseluruhan. Kita memeriksa tingkat kesehatan pasangan melalui napas dan rasanya.

Secara alami, bau mulut atau rasa bisa berpotensi menandakan masalah kesehatan. Selanjutnya, ketika kita berciuman, kita juga menukar zat berminyak yang disebut sebum yang diproduksi oleh kelenjar tubuh.

Zat ini mengandung feromon, yang mengungkapkan informasi berharga tentang susunan biologis seseorang. Dengan kata lain, itu menunjukkan hal-hal yang dimiliki dua orang yang berciuman.

Para ilmuwan juga menyarankan bahwa zat ini mengungkapkan informasi hormonal yang menggoda otak untuk bertanya-tanya apakah orang ini cukup sehat untuk memulai sebuah keluarga.

Ini tentu saja dilakukan secara tidak sadar, dan kita tidak benar-benar berpikir bahwa kita sedang menganalisis pasangan kita, tapi bagian bawah sadar kita secara besar-besaran berdampak pada cara kita berperilaku, walaupun kita tidak benar-benar memahami cara kerjanya.

 

3 dari 4 halaman

Ciuman yang Buruk Memperburuk Hubungan

 

Yang menariknya, bahwa lebih dari 60% orang mengakui bahwa mereka kehilangan minat dalam hubungan potensial setelah ciuman pertama yang buruk.

Otak benar-benar menganalisis ciuman dan mengirim pesan bahwa orang ini bukan orang itu, mendorong orang itu untuk mengakhiri hubungan. Berciuman membantu meningkatkan daya tarik, tapi ketika kita tidak senang dengan ciuman tersebut, itu bisa membuat kita merasa ditolak oleh pasangan kita.

 

4 dari 4 halaman

Berciuman Bisa Membuat Bahagia

Mencium pasangan yang kita cintai adalah cara yang paling bagus untuk memperkuat hubungan. Bibir dipenuhi dengan saraf sensorik, dan ketika kita mencium pasangan, itu mendorong otak untuk melepaskan hormon oksitosin yang kuat, juga dikenal sebagai hormon "cinta," yang membuat kita merasa bahagia.

Selain itu, mencium pasangan juga meningkatkan produksi serotonin yang merupakan bahan kimia perasaan--enak lainnya yang meningkatkan keintiman dan kepercayaan sehingga memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang kuat dan sehat.

Berciuman juga bisa mengurangi kadar kortisol yang dikenal sebagai hormon stres. Dan, menurut penelitian, semakin besar produksi bahan kimia positif ini, semakin kamu mampu menubuhkan cintamu.

Jadi jika kamu mencium pasanganmu, ingatlah bahwa ini bukan hanya momen yang menyenangkan dan intim antara kamu berdua, tapi juga merupakan bagian integral dari menumbuhkan hubungan yang sehat dan kuat.