Sukses

Jangan Disepelekan, Kenali 6 Gejala Depresi yang Tampak Pada Aktivitas Sehari-hari

Depresi terbukti sangat berbahaya dalam jangka panjang. Malahan, ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Liputan6.com, Jakarta - Depresi menjadi salah satu kondisi yang lumrah dialami individu. Depresi bisa menjadi hal yang buruk. Ini dapat menjauhkan Anda dari orang yang Anda cintai hingga menghancurkan ketenangan pikiran Anda.

Depresi terbukti sangat berbahaya dalam jangka panjang. Malahan, ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. 

Lantas, apa saja gejala seseorang saat mengalami depresi? Berikut ulasannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 7 halaman

1. Merasa Sedih dan Kosong

Gejala ini bisa datang secara bersamaan ataupun terpisah. Seiring berjalannya waktu hal tersebut bisa bertambah parah.

3 dari 7 halaman

2. Merasa Cemas dan Khawatir Berlebihan

Cemas berlebihan bisa menjadi salah satu gejala depresi saat Anda merasakan ketakutan-ketakutan yang tak wajar dan menganggap sebagai sebuah ancaman yang besar. Cemas yang berlebihan juga dapat membuat stres.

4 dari 7 halaman

3. Berpikir untuk Menyakiti Diri Sendiri

Sering menyalahkan diri sendiri, merasa dibenci dan tidak berharga bisa berujung pada menyakiti diri sendiri.

Biasanya melukai diri sendiri untuk melampiaskan atau mengatasi emosi yang berlebih, seperti benci, marah, cemas dan putus asa. Mereka menganggap menyakiti diri sendiri dapat mengalihkan perhatian dari pikiran yang menganggu.

5 dari 7 halaman

4. Merasa Putus Asa

Putus asa membuat orang merasa tak berharga, tak berguna sampai tak mempunyai harapan. Mereka berpikir seolah tak bisa melakukan apa pun untuk mengubah situasi.

6 dari 7 halaman

5. Menjauh dari Lingkungan

Banyak mengurung diri juga dapat meningkatkan depresi, lho. Biasanya mereka enggan untuk bertemu atau berinteraksi dengan orang lain.

7 dari 7 halaman

6. Perubahan Pola Tidur

Hal yang paling terlihat saat seseorang mengalami depresi adalah perubahan pola tidur. Depresi bisa membuat seseorang tidur lebih cepat, tak bisa tidur, bahkan tak bisa tidur sama sekali.

Penulis:

Ulya Kaltsum 

Politeknik Negeri Jakarta