Liputan6.com, Jakarta - Sebagai mahasiswa, salah satu persoalan yang sering dihadapi adalah tak kunjung lulus dari ketentuan masa studi. Karena hal itulah muncul sebutan mahasiswa abadi. Lulus tak tepat waktu memang membuatmu rugi dalam segala hal. Mulai dari rugi finansial, tenaga dan pastinya rugi waktu.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa alasan yang membuat seseorang terlambat lulus kuliah. Misalnya, mengubah jalur akademik setelah berjalan dua semester atau mereka memilih utnuk mengambil cuti untuk mengejar pengalaman kerja lebih dulu untuk alasan keuangan.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini :
Selanjutnya
Namun, salah satu kebiasaan buruk sebagian orang adalah bertanya frontal tentang masalah pribadi orang lain. Mulai dari mau kuliah di mana, mau mengambil jurusan apa, sampai pada kok belum lulus – lulus kuliahnya?
Pertanyaan ‘kapan lulus’ saat menjelang batas akhir waktu terasa menyakitkan bagi sebagian orang. Pertanyaan tersebut menjadi terdengar sensitif bagi mereka yang tak segera menyelesaikan tugas pokoknya tersebut. Tak jarang mereka bosan mendengar pertanyaan yang terus berulang-ulang.
Pertanyaan tersebut memang terlihat sederhana, tetapi bisa menimbulkan beban bahkan memberikan efek emosional bagi orang yang bersangkutan.
Advertisement
Selanjutnya
Beberapa waktu lalu beredar cuitan seorang pria ketika ditanya ‘kapan kamu lulus’. Melalui akun Twitternya @Azijik, ia membagikan curhatannya.
"Kok belum lulus-lulus? Si itu aja udah wisuda nilainya juga bagus. Kamu males-malesan ya kuliahnya?"Sebelum berkata seperti itu, bisa pikirkan dulu beberapa hal ini:
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
1. Anda tidak tau apa yang dilakukannya selain kuliahBisa jadi dia membantu orang tuanya bekerja, bisa jadi dia bekerja untuk kuliahnya, bisa jadi dia bekerja karena menjadi tulang punggung keluarganya. Sehingga cukup sulit untuk membagi waktu kuliah.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
2. Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-bedaManusia itu bermacam-macam. Tingkat kemampuannya pun berbeda-beda. Kita tidak tau bagaimana kerja kerasnya untuk mengikuti materi perkuliahan. Cukup hargai kerja kerasnya dan terus beri semangat.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
3. Jurusan itu banyak, tingkat kesulitannya pun beragamJangan anda samakan kesulitan di setiap jurusan. Setiap jurusan memiliki tingkat kesuliatannya masing-masing. Apalagi yang salah jurusan. Sudah pasti dia cukup kesulitan dalam dunia perkuliahannya.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
4. EkonomiHal ini yang lumayan menjadi masalah dalam perkuliahan. Untuk mahasiswa/i yang berekonomi rendah itu cukup menjadi hambatan. Kendala tidak bisa membeli keperluan kuliah, tidak bisa mengikuti seminar dll.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
Jadi sebelum berbicara "Kamu pasti malas-malasan kuliahnya" tolong dipikir dulu ya. Lebih baik berkata "Semangat kuliahnya ya, aku doa'in dapat nilai yang terbaik". Mendo'akan jauh lebih baik daripada mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti hati orang lain. Oke
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
Selanjutnya
Nah, daripada bertanya 'kapan lulus' sehingga membuat ia kesal dan bete, kamu bisa mendukungnya baik secara mental maupun fisik. Kamu bisa saling mendukung, saling melengkapi dan saling menguatkan.
Penulis :
Ulya Kaltsum
Politeknik Negeri Jakarta
Advertisement