Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan menarik terlihat dalam sebuah konser di Vivero, Spanyol. Seorang penyandang disabilitas terlihat ‘terbang tinggi’ di antara kerumunan orang saat sedang menyaksikan konser tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Alex Dominguez, seorang mahasiswa hukum ini menjadi populer di media sosial bahkan di dunia. Hal ini terjadi ketika Alex diangkat banyak orang menggunakan kursi rodanya di Resurrection Fest di Spanyol barat laut.
Pria berusia 19 tahun itu mengidap penyakit cerebral palsy yang mengharuskan ia duduk di kursi roda. Penyakit tersebut menyerang sistem saraf dan sistem otot sehingga menganggu keseimbangan dan sistem koordinasi tubuh. Hal inilah yang membuatnya sulit untuk duduk tegak bahkan berjalan.
Setelah kejadian epik tersebut, ia mengatakan seperti mendapat aliran energi, kegembiraan, bahkan merasakan sebuah adrenalin.
“Itu adalah aliran energi, adrenalin, kegembiraan, sukacita, kebahagiaan. Mimpi menjadi kenyataan, saya memiliki ide ini untuk waktu yang lama untuk melihat grup favorit saya dari sana," kata Alex.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Diarak Ratusan Orang
Sambil menikmati alunan musik, dalam videonya yang beredar di Twitter terlihat Alex mengangkat tinggi tangannya dari atas kursi roda. Terlihat pula puluhan bahkan ratusan orang menahannya agar tidak terjatuh selama Set Swedia band Arch Enemy.
The Arch Enemy legions just being awesome as usual at @ResurrectionESP in Spain a couple of days ago! Tonight we play in Marseille, France! #archenemy #wareternal #willtopower pic.twitter.com/LmyltJ6FMI
— ᴀʀᴄʜ ᴇɴᴇᴍʏ (@archenemymetal) July 7, 2019
Alex memang sangat menyukai genre musik metal. Ia menonton konser band metal bernama Resurrection. Dengan kondisi fisiknya saat ini, Alex tidak putus semangat bahkan sampai bisa menonton konser musik.
Video tersebut sebenarnya telah tersebar Juli 2019. Namun, video Alex kembali ramai di media sosial karena mengharukan. Warganet yang menonton video tersebut ikut terharu karena Alex tidak pantang menyerah untuk bisa mencapai keinginannya dalam menonton konser musik meskipun ia memiliki kekurangan.
Penulis :
Ulya Kaltsum
Advertisement