Liputan6.com, Jakarta - Jika selama ini gaya berpacaran anak muda cenderung menghabiskan uang orang tua, hal ini tidak berlaku untuk Rian Hidayatullah (23) dan pasangannya, Astika Dian Sari (21). Masa-masa pacaran mereka malah dijalani dengan merasakan jatuh bangun dalam berjuang membangun bisnis mereka. Hubungan yang sudah terjalin cukup lama ini membuat mereka sudah merasakan banyak sekali suka duka hingga bisnis yang bangkrut.
Dengan sisa modal yang ada, mereka pun membangun Story Tea. Kini, Rian dan Astika bisa mulai bernapas lega melihat betapa pesatnya pertumbuhan Story Tea mereka. Mereka mulai menerapkan prinsip franchise pada saat bisnis mereka baru berusia tiga bulan, yaitu di bulan Oktober 2019.
Semua bermula dari pertanyaan salah satu konsumen, “Ini enak lho, aku mau buka di daerah X, ini di franchise-in gak?” Sejak saat itu, mereka mulai mempersiapkan proposal, paket kemitraan, dan semua detail tentang franchise.
Advertisement
Selanjutnya
Semuanya hanya bermodalkan bertanya ke teman, serta mencari informasi di internet untuk mencoba bisnis franchise tersebut. Franchise pertama mereka di Jambi, sedangkan franchise pertama di luar Jambi, lokasinya di Pamulang.
“Semakin lama, semakin ngerasa kok makin tinggi antusias terhadap brand kami, maka dari situlah, kami terus menekuni, sampai saat ini sudah berdiri 33 cabang dalam 7 bulan awal," tutur Rian.
Untuk setiap cabangnya, Story Tea berhasil meraup omset hingga 3 juta rupiah per harinya. Mereka membuka franchise ini dengan komitmen, sesama mitra tidak boleh 'saling makan'. Outlet mereka harus berjarak 5 km antar mitra atau berbeda kelurahan / desa. Tujuannya adalah agar pangsa pasar dalam radius 5 km dapat mereka kuasai.
Advertisement
Selanjutnya
Produk Story Tea dikenal dengan packaging yang unik, di mana pembeli bisa menuliskan nama mereka sendiri atau nama orang lain. Tidak sedikit konsumen yang dengan bangga mengunggah fotonya bersama Story Tea. Mereka senang karena ada nama mereka di gelas plastik tersebut.
Selain itu, keunggulan Story Tea adalah pada aneka varian rasa dan toping yang beragam. Ini dimaksudkan agar pembeli tidak jenuh dengan rasa yang itu-itu saja. Harganya yang terjangkau, sekitar Rp 5.000 –Rp 10.000 untuk setiap variannya, membuat siapa pun bisa menikmati Story Tea.
Selanjutnya
Target pasar mereka sangatlah luas, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, hingga anak sekolah. Bukan tanpa alasan pasangan itu memasang harga yang sangat terjangkaui. Mereka mengamati, banyak anak-anak maupun remaja yang ingin sekali mencoba bubble tea seperti yang di mall-mall namun mereka tidak sanggup untuk membelinya. Masalah inilah yang mereka coba selesaikan dengan menghadirkan Story Tea.
Banyak yang mengira Story Tea berasal dari kota metropolitan, padahal ini berasal dari Jambi. Tidak ada kata minder bagi Astika dan Rian sebagai anak daerah. Mereka telah membuktikan bahwa untuk menjadi sukses di kancah nasional, orang daerah pun bisa.
Kini mereka berencana untuk melakukan ekspansi dan menetap di Jakarta. Ini semua demi impian mereka menjadi sepasang pengusaha sukses yang menaklukan indonesia.
Penulis:
Gloria Morgen
Advertisement