Liputan6.com, Jakarta - Bintik putih kecil atau garis pada kuku terlihat pada banyak individu. Bintik putih ini biasanya muncul di kuku atau kuku kaki dan kondisi ini disebut leukonychia.
Baca Juga
Advertisement
Leukonychia adalah kondisi di mana bintik putih terbentuk pada lempeng kuku. Penyebabnya pun bisa dari berbagai hal seperti reaksi alergi, cedera kuku, infeksi jamur atau kekurangan mineral.
Tiap individu miliki alergi yang berbeda-beda. Biasanya reaksi alergi terhadap cat kuku atau penghapus cat kuku bisa menyebabkan bercak putih pada kuku. Menggunakan cat kuku berlebihan juga bisa merusak kukumu sehingga menyebabkan bintik putih.
Jamur kuku juga bisa menyebabkan bintik putih pada kuku, bahkan bisa membuat kuku bersisik dan rapuh. Selain itu, jika tubuhmu kekurangan vitamin atau mineral tertentu, kamu akan menemukan bercak putih pada kukumu.
Ada pula jenis leukonychia yang perlu kamu tahu. Penasaran apa saja? Berikut ulasannya seperti melansir dari Boldsky, Kamis (18/3/2020).
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Jenis Leukonychia
1. Leukonychia punctata
Tipe tanda putih kuku yang paling umum terjadi. Tanda putih ini bisa muncul karena terdapat luka pada bagian dasar kuku. Selama delapan bulan tanda ini nantinya akan hilang sendiri.
Advertisement
2. Leukonychia striata
Pada tipe ini dapat ditemukan lebih dari satu garis atau guratan putih pada kuku. Hal ini dapat terjadi ketika terdapat luka berat di bagian matrix kuku. Tipe ini juga bisa disebabkan karena terlalu sering melakukan manicure.
Walaupun bisa disebabkan karena manicure, namun tanda putih itu tak boleh diabakan. Tanda putih kuku leukonychia striata juga bisa timbul dari penyakit campak, malaria, herpes dan kusta.
3. Longitudanal leukonychia
Dalam tipe ini terdapat garis putih horizontal pada kuku kita. Hal ini dianggap sebagai kondisi yang langka. Namun, bisa juga muncul pada orang yang memiliki penyakit kulit darier.
Advertisement
4. Leukonychia totalis
Kondisi kuku kita mengalami warna putih total. Penyebab utama bisa karena antibiotik atau bawaan genetik. Hal ini juga bisa menandakan adanya gangguan protein dalam tubuh serta gagal liver dan gagal ginjal.