Sukses

Aktif Pramuka, Remaja Ini Pertajam Kemandirian dan Inisiatif dalam Memimpin

Remaja dikenal sebagai sosok penyuka tantangan.

Liputan6.com, Jakarta Remaja dikenal sebagai sosok penyuka tantangan. Salah satu tantangan dapat ditemukan dalam kegiatan pramuka, namun sebagian remaja terjun dalam kegiatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekskul wajib semata.

Awalnya ketika duduk di bangku kelas 7, Maxwell Yudanegara sempat merasakan hal itu. "Dulu aku juga cuma untuk kewajiban, tapi di pramuka selalu ada kegiatan yang menantang, perlu keberanian. Regu aku pas itu jadi yang terbaik, trus aku jadi senang pramuka," ujar laki-laki yang hobi bermain game itu.

Usai melalui berbagai petualangan yang menantang, Maxwell tergugah menjadi sosok yang lebih berani dan mandiri. “Di pramuka kita belajar semaphore, latihan membuat kalimat menggunakan bendera dengan menggerakkan bendera. Trus ada tali-temali juga,dll,” tutur sosok kelahiran Agustus 2003 ini.

Ketika kegiatan pramuka berlangsung di hutan,  otomatis seseorang dihadapkan dengan sejumlah perjalanan yang memicu adrenalin. Misalnya, harus berani mendaki gunung, punya daya juang untuk hidup saat tersesat di hutan, harus cepat tanggap ketika bertemu dengan hewan yang mengerikan di hutan.

 

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

Selama melaksanakan kegiatan Pramuka, setiap anggota berada dalam regunya. Maxwell pun terpacu untuk saling melengkapi di dalam kelompoknya dengan penuh tanggung jawab.

“Kita di dalam regu bukan berarti kita diem, trus temen lain yang kerja. Sifat- sifat yang ada di 1 kelompok harus saling melengkapi soalnya manusia itu kan nggak ada yang sempurna dan harus kompak," jelas penyuka ayam goreng ini.

Maxwell memberikan contoh bahwa di dalam 1 kelompok idealnya ada anggota yang paham hal-hal tentang pramuka, contoh mengerti tali temali, semaphore,dll.

 

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Intinya tak ada anggota pramuka yang dianggap tidak penting. Maxwell menjelaskan bahwa setiap anggota memiliki tugas untuk menopang regunya dengan kemampuan yang dimiliki. Inisiatif dan kepekaan sosial di dalam regu merupakan kunci pentingnya.

"Di dalam regu harus ada juga yang punya sifat menjadi pemimpin supaya bisa menambah semangat buat kelompok itu juga," kata laki-laki asal Jakarta ini. Ketika Maxwell menjadi senior  penggalang, ia pun merasa senang ketika berhasil membimbing adik-adiknya memahami instruksi dan dapat memecahkan masalah.

Di lapangan, ia pun menemukan kategori adik kelas yang beragam. Mulai dari yang mudah diatur hingga sulit untuk dibimbing. Namun sebagai kakak senior, Maxwell memilih model kepemimpinan yang tegas namun bersahabat, supaya muncul tanggung jawab dari adik-adik yang dibimbingnya.

"Aku nggak mau neken mereka. Jadi tegas tapi temenan sama mereka. Aku senang dan bangga bisa membimbing mereka. Aku juga jadi berkembang," ungkap cowok yang duduk di bangku SMA ini.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Maxwell mengajak remaja masa kini untuk berani mencoba dan mengeksplorasi berbagai kegiatan.

"Nggak papa kegiatan kayak pramuka gini dicoba aja, nikmatin keseruan dan tantangannya. Pokoknya harus punya niat dan berani nyoba," ucapnya antusias.  

Keberanian tumbuh seiring banyaknya petualangan yang dilalui di kegiatan pramuka. Tantangan lain yang dihadapi Maxwell ialah perjuangannya dalam membagi waktu antara pelajaran di kelas dan pramuka.

"Dulu juga aku anggota biasa yang nggak PD. Tapi lama-lama  jauh lebih berani dan berkembang," tutup remaja yang bercita-cita menjadi pilot ini.

 

Penulis:

 

Patricia Astrid Nadia