Sukses

Di Tengah Pandemi Corona, Remaja Ini Jadikan Musik sebagai Sahabat

Bermain musik menjadi cara baginya untuk tetap aktif di tengah pandemi Corona

Liputan6.com, Jakarta Seluruh aktivitas yang melibatkan massa untuk berkumpul, seperti belajar di sekolah ditiadakan untuk sementara. Hal itu sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus corona. Kondisi tersebut tentu membuat sebagian remaja berpikir bahwa kesempatan mereka untuk mengeksplorasi diri menjadi terbatas.  Tapi, perempuan berbakat bernama Kezia Gaby justru mengisi waktunya di rumah untuk bermain musik.

"Buat aku musik bisa menggambarkan suasana hati dan bisa jadi “temen” di suasana apa pun," ujarnya.

Menurut remaja yang mengidolakan Adele ini, bermain musik, terlebih di tengah situasi yang mengharuskan setiap orang berada di rumah mendatangkan banyak manfaat.

Musik menjadi sarana penghilang stress, menyingkirkan rasa bosan, hingga memberikan manfaat sosial. Ketika seseorang berbicara dengan temannya yang sama-sama menyukai musik, lamban laun dapat tercipta hubungan persahabatan.

"Musik itu kan jadi bisa buat penyambung kita sama orang lain karena selain obrolan yang nyambung, musik juga bisa jadi alternatif kita buat punya banyak temen," tutur penyuka minuman thai tea ini.

 

 

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Kecintaan Gaby dalam bermusik dimulainya sejak belajar bermain piano di usia sekitar empat atau lima tahun. Ketika ia belajar  bermain piano, rasa jenuh rasanya cepat pergi. Ia pun memanfaatkan waktu untuk mengasah keterampilannya dalam bermusik.

Saat ini ia memiliki band bersama teman-temannya. Merasa minder tentu hal yang pernah dirasakan. Apalagi Gaby bercerita anggota band-nya sangat bertalenta. Namun sosok yang pernah mengikuti lomba musikalisasi puisi ini menyadari bahwa bermain musik itu bukanlah hal yang instan seperti membalikan telapak tangan. 

Seorang pemusik harus memiliki niat dan kesabaran. "Kita harus punya semangat buat ngulik musik. Kita bisa denger musisi-musisi yang udah hebat untuk nambah semangat kita," jelas remaja kelahiran 2002 ini.

Di zaman ini, banyak remaja yang meminati bidang musik. Gaby pun menuturkan bahwa adanya tekad untuk berlatih musik, remaja dapat membayangkan dirinya berada satu panggung dan menjadi sehebat pemusik yang diidolakan. Remaja kelahiran Jakarta ini berbagi tips untuk mengatasi rasa mindernya dengan berusaha percaya diri.

"Kalo kita cuma minder nggak bisa belajar apa-apa dari orang yang menurut kita punya skill lebih," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Untuk bisa mengasah bakat bermusik, Gaby mengajak pemusik muda di Indonesia untuk membuka hati mereka agar belajar untuk jatuh cinta terlebih dahulu pada musik. Ibarat mencintai seseorang, maka berbagai cara akan ditempuh untuk mendapatkannya. Sama halnya dengan musik yang harus dicintai agar tercipta alunan melodi yang indah untuk dinikmati banyak orang.

Selama bermain musik di dalam band-nya yang bernama ‘Groovie’ ini, Gaby berperan sebagai vokalis sekaligus pemain drum, atau terkadang menjadi pianis. Meski Gaby dan anggota band-nya pernah dilanda konflik seperti perbedaan pendapat, ia pun mengatasinya dengan dewasa.

"Diomongin baik-baik, cari jalan keluarnya, mulai becanda lagi. Makanan bisa jadi altrenatif kita buat ngilangin rasa kesel satu sama lain juga," paparnya.

Selagi memiliki banyak waktu di rumah, maka mengasah skill sesuai bidang yang diminati dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan selama karantina diri di rumah.

 

Penulis

Patricia Astrid dan Laurencia Chrestella

Video Terkini