Sukses

Miliki Semangat Layaknya Kartini, Wanita Ini Mengajar Siswanya dengan Cara yang Kekinian

Sosok Kartini masa kini ini punya cara unik dalam mengajar

Liputan6.com, Jakarta Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Biasanya pada perayaan tersebut para perempuan diajak mengenakan kebaya dan diadakan berbagai lomba. Semangat emansipasi wanita tak hanya persoalan mengenakan kebaya saja.

Kini sosok Kartini modern hadir dalam diri wanita inspiratif bernama Agnes Theresia. Guru senior ini dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan mampu membuat pelajaran ekonomi yang rumit menjadi mudah dan menyenangkan.

“Kebutuhan manusia itu tak terhingga. Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini dan itu banyak sekali," katanya sambil menyanyikan potongan lagu kartun Jepang yang terkenal.

Siswa-siswi yang ada di kelas Agnes pun tertawa senang dan ingat betul tentang materi kebutuhan manusia yang tak terpuaskan. Wanita kelahiran 23 Maret ini berusaha mengasosiasikan materi pelajaran dengan sesuatu yang dianggap menarik dan lucu oleh siswa-siswinya yang duduk di bangku SMP. Tentu hal itu diketahui oleh Agnes karena ia selalu berusaha terbuka dengan dunia remaja.

 

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Tak hanya itu, Agnes pun menghidupkan suasana kelas dengan membacakan cerita kehidupan yang cocok didengarkan oleh remaja sebelum kelas dimulai. Selama di kelas, materi ekonomi pun disampaikan dengan metode diskusi dan presentasi. Tercetuslah keinginan seorang alumninya untuk mendirikan sebuah bisnis usai belajar materi tentang perluasan di bidang bisnis kue.

"Saya memberi contoh-contoh yang relevan dengan kondisi sekarang, jadi anak-anak ada bayangan," ujarnya.

Selain mahir dalam mengajarkan materi ekonomi, ia juga dikenal sebagai guru yang akrab dengan siswa-siswinya. Ketika sekolah tempatnya mengajar akan mengadakan tour ke Yogyakarta, ia tak gengsi bersenda gurau bersama siswa-siswinya dan mengajak mereka untuk menikmati petualangannya.

Meski saat ini wanita yang dikenal sebagai sosok yang senang berbagi dan penyayang anak-anaknya ini sudah pensiun, ia tetap menginspirasi guru-guru muda yang masih aktif bertugas di sekolah.  Mereka menganggap Agnes adalah panutan  pendidik yang baik. Banyak alumninya juga yang bercerita kalau pelajaran ekonomi tidak membebankan siswa untuk menghapal, namun mengandalkan kemampuan menganalisis yang baik.

“Soal ekonominya tuh sehari-hari banget. Kayak kenapa sih permintaan suatu barang tetap tinggi meski harganya mahal. Nah waktu itu aku kasih contoh ada merk sandal, modelnya hitz karena keren, berapa pun harganya tetap dibeli," cerita seorang alumni lulusan 2009 sambil mengenang kelas ekonomi yang diampu oleh Agnes.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Seorang alumninya yang kini bekerja di start up terkemuka menilai bahwa ketika siswanya mengutarakan pendapat yang kurang tepat, Agnes tak langsung menyudutkan siswa tersebut. Namun mengarahkan jalan berpikir siswa sehingga siswa mampu menemukan alur berpikir yang tepat.

“Aku lulusan psikologi, mau bikin sekolah, layanan konseling ya perlu ngerti ekonomi juga. Jadi pebisnis yang hatinya baik. Di masa covid gini, nggak mungkin murid Bu Agnes yang pebisnis ngejual masker dengan harga nggak wajar. Justru membaginya secara gratis. Itu pebisnis yang baik hatinya,”kata seorang alumninya yang berkarir di bidang psikologi.

Kini, Agnes menyibukan dirinya dengan belajar menanam tanaman hidroponik dan terus menginspirasi rekan guru, maupun alumninya. Agnes tetaplah guru di hati murid-muridnya. Peserta didiknya yang telah lulus sering bercerita pada Agnes betapa bergunanya materi ekonomi yang diajarkan hingga  sukses menerapkan prinsip ekonomi dalam  hidupnya.

 

Penulis:

Patricia Astrid