Sukses

7 Tradisi Unik Saat Bulan Ramadan di Berbagai Negara

Beberapa negara yang memiliki mayoritas umat muslim memiliki tradisi uniknya masing-masing saat di bulan Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta Ramadan kali ini sungguh cukup berbeda lantaran dijalani di tengah pandemi Covid-19. Padahal saat bulan Ramadan biasanya ada banyak tradisi yang dijalani oleh umat muslim di Tanah Air.

Rupanya tak hanya di Indonesia beberapa negara yang memiliki mayoritas umat muslim, juga memiliki tradisi uniknya masing-masing di bulan Ramadan. Dikutip dari laman Bayut, Kamis (30/4) berikut ulasannya.

1. Mesir

Umat Muslim di Kairo, Mesir, memiliki tradisi unik untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Biasanya mereka akan memasang lampu tradisional di setiap rumah yang disebut dengan lampu Fanus.

Seperti banyak tradisi lain yang terkait dengan festival keagamaan, lentera memiliki makna budaya yang penting bagi umat Islam.

Rupanya tradisi ini telah munculi sejak Khilafah Fatimiyah memerintah sebagian besar umat muslim di dunia, melalui Mesir di abada ke-10. Ketika itu, pemasangan lampu Fanus untuk menyambut kedatangan pasukan Raja yang datang berkunjung menjelang datangnya bulan Ramadan.

2 dari 7 halaman

2. Arab Saudi

Di sejumlah negara di Arab ada seorang yang disebut sebagai Mesaharaty atau "penyeru malam."

Mesaharaty akan berkeliling di jalan-jalan desa sambil memukul drum dengan dan berseru untuk menandai waktu bangun sahur. Di beberapa negara seperti Arab Saudi, Yaman, dan Mesir, khususnya di desa-desa, kebiasaan ini masih menjadi hal yang sudah biasa dijalani.

3 dari 7 halaman

3. Irak

Dari semua tradisi Ramadhan di Irak, yang paling terkenal adalah permainan Mheibes. Setelah berbuka puasa saat matahari terbenam setiap hari, para pria di Irak berkumpul di sekitar lingkungan untuk bermain permainan ini. Ada dua kelompok. Setiap grup terdiri dari sekitar 40 hingga 250 pemain sekaligus. Tim bergantian menyembunyikan cincin.

Permainan dimulai dengan pemimpin satu kelompok diam-diam memberikan cincin kepada salah satu anggota timnya. Anggota tim lainnya duduk di tanah dengan kepalan tangan mereka diletakkan di pangkuan mereka. Tim lain harus menebak anggota mana yang memiliki cincin itu. Permainan ini sederhana namun menarik dan telah diturunkan dari generasi ke generasi di Irak.

4 dari 7 halaman

4. Bangladesh

Di Bangladesh masyarakat memanfaatkan Ramadan untuk saling mengunjungi sanak saudara dan makan bersama. Makanan khas buka puasa di negara ini adalah jilapi (sejenis manisan). Seperti di Indonesia, sering juga masyarakat menyelenggarakan bazar menjelang buka puasa untuk menjual beragam jenis makanan.

5 dari 7 halaman

5. Malaysia

Saat bulan Ramadan di Malaysia ada salah satu makanan yang sangat khas yaitu bubur Lambuk. Bubur Lambuk adalah bubur beras yang berisi daging sapi cincang dan udang kering dengan rempah-rempah dasar yang terdiri atas bunga cengkeh, bunga lawang, jintan putih, kulit kayu manis, dan lain-lain.

Biasanya masyarakat memasak bubur ini secara gotong-royong di beberapa masjid di Malaysia. Lalu mereka membagikan bubur ini kepada orang umum dan menjadikannya sebagai bekal berbuka puasa bagi para jemaah masjid itu.

6 dari 7 halaman

6. Qatar

Di tanggal 13, 14 dan 15 pada bulan Ramadan di Qatar berlangsung sebuah festival khusus anak yang bernama Garangaou. Di festival ini anak laki-laki akan tampil dengan baju arab hitam berompi merah bersulam emas.

Sementara itu, anak-anak perempuan akan berbalut pakaian tradisional disdaashas berwarna cerah lengkap dengan ikat kepala bukhnig atau hijab hitam transparan berhias benang emas. Mereka kemudian akan berpawai dan bernyanyi di sepanjang jalan sekaligus berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk meminta permen dan kue.

7 dari 7 halaman

7. India

Saat bulan Ramadan masyarakat di Delhi, India, akan menggelar buka puasa bersama dengan menggelar piknik di teras masjid dan camilan dari pedagang kaki lima.

Di halaman-halaman Masjid Jama, jantung dari Old Delhi, ratusan umat muslim berkumpul setiap malam untuk berbuka puasa, kecuali jika Ramadan jatuh pada musim dingin. Mereka meletakkan selembar kain besar di atas batu ubin besar yang digunakan sebagai tempat duduk dan memakan hidangan berbuka puasa yang mereka siapkan dari rumah.