Liputan6.com, Jakarta Nama HE Djuyoto Suntani mendadak ramai dibicarakan di ranah media sosial. Pria tersebut mengklaim dirinya sebagai tokoh paling berpengaruh dan dihormati masyarakat internasional.
Baca Juga
Advertisement
Djuyoto Suntani menjabat sebagai Presiden Komite Perdamaian Dunia atau President of The World Peace Committee (TWPC) yang ia dirikan sejak 7 Maret 1997 di Basel, Swiss.
Nama Djuyoto Suntani kembali dibicarakan karena permintaannya kepada semua pemimpin dunia untuk mencabut lockdown, PSBB, dan kebijakan karantina lainnya. Menurutnya, kebijakan tersebut membuat rakyat sengsara. Permintaan mengakhiri masa-masa PSBB atau lockdown tersebut ia cetuskan di akun media sosial miliknya baru-baru ini.
Selanjutnya
"Saya atas nama masyarakat international minta di seluruh penjuru Dunia untuk mengakhiri kebijakan lockdown, termasuk Pemerintah Republik Indonesia. Planet Bumi bersih dari virus corona, jangan sengsarakan masyarakat dengan kebijakan salah hanya karena terpengaruh isu virus corona yang diciptakan oleh konspirasi global," tegas Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani.
Advertisement
Selanjutnya
Di mata Djuyoto Suntani, kebijakan seperti lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat rakyat menjadi lebih menderita. Ia berharap Presiden Joko Widodo dan pejabat daerah segera mencabut kebijakan tersebut.
Selanjutnya
“Sebagai Pemimpin Dunia yang lahir di Indonesia, saya punya empati pada rakyat Indonesia. Tiap Hari saya dapat Laporan masyarakat yang menderita karena kebijakan PSBB. Aparat yang Jaga PSBB juga stress, bingung, tidak tahu jaga apa?. Saya Minta Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang buat kebijakan PSBB, untuk mengakhiri PSBB,” tambahnya.
Advertisement
Selanjutnya
Komite Perdamaian Dunia yang dipimpin oleh Djuyoto Suntani disahkan bersama dengan sembilan pemimpin negara dari sembilan negara. Visi dan misi komite tersebut yakni membangun keluarga masyarakat baru bumi dengan hati.
Uniknya, komunitas ini ternyata cukup terkenal bahkan di mata internasional. Komite Perdamaian Dunia malahan telah memiliki sistem kepemimpinan yang kolektif dan selektif dari perwakilan 202 negara di seluruh dunia, termasuk Swiss.