Sukses

Mahasiswa Asal Manado Jalan 2 Km ke Pantai demi Dapat Sinyal untuk Ujian Skripsi

Seorang mahasiswi asal Manado mencari sinyal hingga ke tepi pantai agar bisa melaksanakan ujian skripsi dengan lancar.

Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini pandemi Covid-19 masih melanda sebagian negara sehingga memaksa orang lain untuk tetap berada di dalam rumah dan tak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Salah satunya adalah terhambatnya kegiatan belajar dan mengajar.

Saat ini, sekolah dan kampus masih berjalan secara online. Bahkan, bukan hanya pembelajaran jarak jauh saja, sejumlah perguruan tinggi juga telah melakukan ujian skripsi secara online. Hal ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun, hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Pasalnya, ada sebagian mahasiswa yang wilayah tempat tinggalnya tidak bisa mendapatkan sinyal yang bagus. Alhasil, mereka harus pergi ke suatu tempat mencari sinyal agar bisa mengikuti jalannya perkuliahan atau sidang tersebut. Hal ini juga dialami oleh seorang mahasiswi asal Manado.

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Pulang ke rumah setelah kampus diliburkan

Jessica Debora Daud, seorang mahasiswi Universitas Teknologi Sulawesi Utara (UTSU) Manado memiliki pengalaman unik nan berkesan ketika mengikuti ujian secara daring. Pasalnya, ia sampai harus mencari sinyal ke pantai agar bisa mengikuti ujian skripsi.

Mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara ini memang memutuskan pulang ke rumahnya di Desa Santombolang, Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sumatera Utara sejak kampusnya diliburkan.

Jessica sendiri mengaku bahwa tempat tinggalnya memang masih sulit untuk mendapatkan jaringan internet.

"Kampus menerapkan sistem ujian online, sementara di daerah saya masih kesulitan jaringan internet," ungkap mahasiswi angkatan 2016 tersebut.

3 dari 4 halaman

Memilih pantai sebagai tempat untuk ujian skripsi

Khawatir ujiannya terganggu karena jaringan internet, Jessica memutuskan untuk mencari tempat dengan sinyal yang bagus. Ia pun memilih menjalani sidang skripsi di sebuah pantai.

"Jangan sampai ujian skripsi terkendala jaringan internet. Saya mencari lokasi yang sinyalnya kencang, yaitu di tepi pantai. Takutnya, listrik padam, dan jaringan pun ikut hilang. Maka di pantai selain sinyal kencang juga tidak hilang saat listrik padam," ungkap Jessica. 

Untuk menuju pantai Desa Apengsembeka, Bolmut, Jessica harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dari rumahnya. Selain itu, ia telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian skripsi tersebut dengan menyediakan kuota data internet yang cukup agar tidak habis ketika proses ujian berlangsung.

"Perlengkapan lainnya yang juga dibawa ke pantai saat ujian, yaitu power bank, dan makanan agar tidak kelaparan," tuturnya. 

Ia juga sengaja membawa payung untuk menahan sengatan sinar matahari di siang hari.

4 dari 4 halaman

Sedih karena tak bisa merayakan bersama teman-teman

Dengan kondisi yang terbatas itu, ia berhasil menyelesaikan ujian skripsi dan menyandang gelar sarjana. Terdapat tiga dosen yang menguji dirinya, yaitu Ahnes Tumbelaka, Frangky Robial, dan Hendri Rumengan.

Meskipun begitu, ia juga merasa sedih karena melewatkan momen penting tersebut tanpa kenang-kenangan bersama dosen dan teman-temannya.