Sukses

Bukan dari Mata Turun ke Hati, Ini Bedanya Cinta atau Nafsu

Ternyata, pandangan mata bisa menunjukkan apakah seseorang merasa jatuh cinta atau hanya sekadar nafsu. Ini terungkap melalui sebuah studi pada 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Pepatah lama menyatakan cinta dimulai dari mata kemudian turun ke hati. Ternyata, suatu studi menemukan tatapan mata, juga dapat memperlihatkan seseorang benar jatuh cinta atau hanya sekadar nafsu.

Pada 2014, sejumlah peneliti dari University of Chicago, Amerika Serikat, menjalin kerja sama dengan peneliti dari University of Geneva, Swiss. Mereka kemudian menyimpulkan, pandangan mata dapat memperlihatkan seseorang menunjukkan cinta atau nafsu.

Para peneliti itu mengatakan pula, bila tatapan mata berkonsentrasi pada wajah, ini bisa menunjukkan dirinya melihat orang lain sebagai pasangan romantis yang potensial.

Lain hal bila seseorang menatap tubuh orang lain. Dia kemungkinan lebih merasakan hasrat seksual.

"Meskipun saat ini sedikit yang diketahui tentang ilmu cinta pada pandangan pertama atau bagaimana seseorang jatuh cinta, pola respons ini memberikan petunjuk pertama mengenai bagaimana proses perhatian otomatis," ujar penulis utama Stephanie Cacioppo seperti dikutip dari laman University of Chicago, Minggu 21 Juni 2020.

"Seperti tatapan mata, dapat membedakan perasaan cinta dari hasrat menginginkan seseorang yang asing," imbuhnya.

Video Pilihan

2 dari 4 halaman

Proses Penelitian

Dalam penelitian ini, tim menggelar dua percobaan untuk menguji pola visual sebagai upaya untuk menilai dua keadaan emosi dan kognitif yang berbeda yang seringkali sulit dipisahkan satu sama lain, yakni cinta dan hasrat seksual.

Para pelajar pria dan wanita di University of Geneva diperlihatkan lewat komputer, serangkaian foto hitam putih dari orang yang belum pernah mereka temui.

Pada bagian pertama, mereka diperlihatkan foto pasangan heteroseksual muda dewasa yang saling berinteraksi. Di bagian kedua, mereka melihat foto individu dari lawan jenis yang melihat ke arah kamera. Di sini, tidak ada gambar telanjang atau erotis.

Mereka juga diminta memutuskan secepat dan setepat mungkin mengenai perasaan yang timbul saat melihat foto tersebut.

3 dari 4 halaman

Pola Pergerakan Mata

Analisis data pelacakan mata mengungkapkan adanya perbedaan nyata dalam pola pergerakan mata, tergantung dari pelaporan peserta mengenai rasa hasrat seksual atau cinta romantis yang timbul selama penelitian.

Dari studi itu, mereka yang cenderung terpaku secara visual pada wajah, mengatakan bahwa gambar tersebut menimbulkan perasaan cinta romantis. Di sisi lain, pada gambar yang membangkitkan hasrat seksual, mata peserta bergerak dari wajah ke seluruh tubuh. Hal ini ditemukan baik pada pria dan wanita.

 

4 dari 4 halaman

Otak Memproses Emosi

Sementara itu, penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengidentifikasi cinta atau hasrat seksual. Menurut peneliti, ini menunjukkan seberapa cepat otak dapat memproses kedua emosi tersebut.

Dalam abstraksinya, para penulis studi mengatakan bahwa membaca mata orang lain adalah keterampilan yang berharga selama interaksi interpersonal.

"Identifikasi pola visual yang berbeda untuk cinta dan nafsu bisa berguna secara teoritis dan klinis dalam terapi pasangan ketika dua fenomena ini sulit dipisahkan satu sama lain berdasarkan laporan diri pasien," tulis para peneliti dikutip dari laman SAGE journals.

Studi ini dimuat secara daring di jurnal Psychological Science.

(Giovani Dio Prasasti/Dyah Puspita Wisnuwardani)