Liputan6.com, Jakarta Selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, membuat seluruh akses tempat wisata ditutup. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Salah satu wisata yang ikut ditutup adalah wisata gunung.
Baca Juga
Advertisement
Pandemi Covid-19 membuat kegiatan pendakian gunung di Indonesia harus ditutup. Tak sedikit dari para pendaki yang rindu untuk kembali merasakan naik gunung.
Namun, kini pemerintah telah menetapkan new normal dan kembali membuka kegiatan wisata alam, termasuk pendakian gunung. Dalam kegiatan pendakian gunung ini, para pendaki tetap harus mengikuti prosedur yang berlaku ketika ingin mendaki kembali setelah pandemi Covid-19.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Pakai face shield saat mendaki gunung
Protokol tersebut berisi hal-hal teknis yang harus disiapkan para pendaki. Di antaranya, wajib menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan pengecekan kesehatan lebih ketat. Selain itu, para pendaki juga wajib membawa surat kesehatan bebas Covid-19 sebelum melakukan pendakian.
Baru-baru ini beredar sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang sedang mendaki gunung saat new normal. Sebuah video yang diunggah akun Instagram @indonesian_mountains memperlihatkan para pendaki yang memakai face shield saat menaiki gunung.
Advertisement
Tetap menerapkan protokol kesehatan
Dalam keterangan videonya, pendakian tersebut dilakukan di Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat, pada 3-5 Juli 2020. Diketahui terdapat sekitar 60 orang yang ikut mendaki.
Mendaki di era new normal, pihak Indonesian Mountains mencoba menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Pihaknya memilih menyediakan face shield sebagai pengganti masker.
Pasalnya, penggunaan masker tak disarankan untuk aktivitas berat seperti pendakian gunung. Dengan menggunakan face shield, jalan masuk udara tak terhambat dan masih memenuhi protokol kesehatan.
Dengan menjaga jarak dan memberi nama pada alat makan
Selain itu, pendaki diimbau agar menjaga jarak satu dengan yang lain. Misalnya, saat menggunakan tenda hanya boleh diisi oleh dua orang. Begitu juga dengan penggunaan alat makan yang harus diberi nama untuk menghindari memegang alat makan yang sama.
Advertisement