Liputan6.com, Jakarta Virus Corona memiliki kemungkinan hasil yang sangat luas. Ada pasien yang bertahan hidup tanpa gejala, ada pula yang menderita serangan komplikasi yang pada akhirnya menyebabkan kematian.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana setiap orang terpengaruh oleh virus Corona biasanya diperparah oleh faktor risiko yang dialami oleh orang tersebut. Sebut saja: merokok, memiliki kekebalan tubuh yang lemah, obesitas, dan lainnya.
Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine menemukan hal yang mengejutkan. Obesitas yang biasanya dianggap sebagai ancaman yang sama bagi pria maupun wanita, ternyata menjadi faktor risiko independen dalam kasus pria yang terinfeksi virus Corona.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pria gemuk di bawah 60 tahun bernasib lebih buruk
Meski banyak yang berasumsi bahwa obesitas berkontribusi pada kematian akibat Covid karena hubungannya dengan kondisi seperti penyakit jantung, diabetes, kondisi pernapasan, dan banyak lagi, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pria gemuk bernasib lebih buruk. Ini terjadi terutama pada pria paruh baya di bawah usia 60 tahun.
Untuk mencapai kesimpulan ini, tim menganalisis grafik kesehatan hampir 7.000 anggota Sistem Kesehatan Kaiser Permanente Southern California yang direkam antara pertengahan Februari hingga awal Mei 2020. Peserta penelitian berusia rata-rata 49 tahun, ras beragam, memiliki BMI rata-rata 30, dengan hampir setengahnya dianggap obesitas secara klinis.
Â
Advertisement
Hasil penelitian
Para peneliti menemukan bahwa tingkat risiko memang meningkat seiring dengan BMI untuk pasien dari kedua jenis kelamin. Akan tetapi, pria yang dianggap sangat gemuk yang didefinisikan dengan BMI 40 atau lebih, hampir tiga kali lebih mungkin meninggal karena komplikasi Covid ketimbang mereka yang memiliki berat badan normal.
Sementara itu, mereka dengan BMI 45, empat kali lebih mungkin untuk mencapai kematian yang fatal. Para peneliti secara sistematis memfaktorkan faktor penyerta yang terkait dengan kasus virus Corona yang lebih parah. Sehingga menjadi jelas bahwa hanya pada laki-laki obesitas itu sendiri menjadi korban yang signifikan.
Â
Sebab pria obesitas lebih berisiko
Meski penelitian lebih lanjut tentang topik ini diperlukan, The New York Times melaporkan bahwa ada kemungkinan bahwa kesenjangan gender dalam morbiditas terkait obesitas dalam dijelaskan. Ini dikarenakan perbedaan bagaimana lemak didistribusikan secara berbeda dalam tubuh pria dan wanita.
Pria cenderung memusatkan berat badannya di sekitar perut, memiliki kadar lemak viseral yang lebih tinggi, yang secara umum dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Â
Advertisement
Wanita tetap berisiko
Wanita, tentu saja, tak sepenuhnya lolos. Memiliki BMI yang lebih tinggi masih dapat menyebabkan kondisi yang dapat memperumit virus Corona dan mempertahankan berat badan yang sehat masih dikaitkan dengan hasil yang lebih baik.
Sedangkan untuk pria, ini dapat dijadikan alasan untuk mengupayakan hidup sehat selama pandemi.