Liputan6.com, Denmark - Seorang gadis dari Denmark yang mengalami masalah penyakit kulit atau disebut dermatographia, yang menyebabkan kulitnya membengkak saat disentuh, menggunakan tubuhnya sendiri sebagai kanvas untuk membuat karya indah.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari Oddity Central, Rabu (26/8/2020), Emma Aldenryd, gadis berusia 18 tahun ini menciptakan jenis seni tubuhnya sendiri dengan menggunakan pensil di atas kulitnya, yang menyebabkan garis-garis yang dia jiplak membengkak dan memerah.
Itu akan meninggalkan coretan sementara yang memudar setelah sekitar 30 menit.
Remaja itu mengetahui dirinya mengalami dermatographia tiga tahun lalu, setelah seorang teman memperhatikan bahwa lengannya menjadi merah dan bengkak.
Alih-alih menyembunyikan kondisinya tersebut, Emma memutuskan untuk menggunakan tubuhnya sebagai media artistik.
"Saya mulai dengan menggambar hal-hal yang cukup acak seperti sekumpulan kata yang terlintas di benak saya," kata Emma.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banyak yang Terkesan dengan Karyanya
Banyak individu terkesan dengan karya yang dibuat Emma. "Orang-orang yang saya tunjukkan sangat terkesan, terutama setelah mereka mencoba melakukan hal yang sama pada kulit mereka sendiri, tapi tidak bisa melakukannya," ujar Emma.
Selain gatal-gatal pada kulit, kondisi kulit langka yang dialaminya tidak berdampak negatif pada kehidupannya.
"Banyak orang mempertanyakan apakah itu sakit, tapi dermatografiku tidak pernah sakit. Saya mendapatkan beberapa reaksi liar dan beberapa orang mengira saya sedang sakit," tambahnya.
Â
Advertisement
Berhenti Minum Obat
Meski telah minum antihistamin, obat untuk mengurangi rasa gatal, tapi di memilih berhenti meminumnya karena mencegahnya dalam melakukan seni tubuh.
Emma menggunakan pensil untuk menggambar berbagai simbol di tubuhnya, dan membagikan hasil karyanya tersebut di akun Instagram @dermatographia_.
Dalam akun @dermatographia_, dia menunjukkan beberapa hasil karya indah di tubuhnya. Banyak warganet pun berbagi kisah mereka yang mengalami kondisi serupa dengan Emma. Bahkan mereka memuji Emma karena ide brilian menjadikan penyakit kulitnya sebagai media berkreasi.
Â
Dipopulerkan Awal 2000-an
Menariknya, seni dermatographia dipopulerkan oleh Ariana Page pada awal 2000-an. Dia juga menggabar berbagai pola di tubuhnya, lalu mengambil foto reaksi alergi yang dihasilkan.
Dermatografia ditandai dengan reaksi mirip alergi, di mana tubuh melepaskan histamin dalam jumlah berlebih yang menyebabkan kapiler di kulit membesar dan muncul bekas.
Advertisement