Sukses

Jangan Makan Saat Kamu Sedang Emosi dan Stres, Ini Alasannya

Berikut alasan di balik larangan makan saat tubuh dilanda emosi.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang pasti pernah merasakan situasi diliputi kemarahan di dalam kehidupnya. Biasanya, rasa emosional dan cemas timbul akibat pertikaian antara rekan kerja, kerabat, dan keluarga yang menganggu suasana hati Anda.

Tak jarang kobaran emosi yang menyala-nyala bisa saja yang menerkam seseorang yang mengusik pribadi Anda tanpa pandang buluh. Perasaan yang dilingkupi kemarahan mampu berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Dalam situasi ini, pikiran Anda sulit dikendalikan yang menghambat Anda berpikir normal.

Saat Anda marah, tubuh Anda akan bereaksi dengan mengaktifkan respon stress dari saraf simpatik yang mengarahkan pada peningkatan kadar kortisol. Dari proses tersebut timbul rasa kesal, terganggu, dan impulsif. Untuk meredakannya, seseorang memilih untuk makan sebagai pilihan tepat.

Anda cenderung merasa puas melampiaskannya pada makanan kesukaan. Pilihan yang Anda anggap tepat awalnya ternyata membawa dampak buruk. Kepuasaan yang dirasakan hanyalah sementara, tetapi praktik ini tidak menyehatkan bagi tubuh Anda.

Berikut dampak yang ditimbulkan mengonsumsi makanan dalam keadaan diselimuti kemarahan, dikutip dari Timesofindia

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Alasan di baliknya

Saat seseorang merasa kesal, hal tersebt berdampak pada keseluruhan sistem internal tubuh kita. Menurut pelatih gaya hidup Luke Countinho, tubuh yang dimiliki tidak dirancang untuk mencerna dan menyerap makan saat tengah stres.

Ia menjelaskan bahwa tubuh seseorang tersusun dari dua sistem saraf yakni simpatis dan parasimpatis. Keduanya memiliki peranan yang berbeda. Jika rasa marah menghampiri, hal tersebut akan mengaktifkan saraf simpatik dan secara otomatis akan menghentikan proses percenaan. Mengingat pada kondisi tersebut, tekanan darah, gula darah, dan kadar kolestrol turut melonjak.

Sebaliknya, saat tubuh merasa damai, sistem saraf parasimpatis mulai bekerja yang menyebabkan kadar kortisol dan tekanan darah menurun. Layaknya, orang makan tubuh kita dapat menyerap nutrisi makanan secara optimal.

3 dari 4 halaman

Komplikasi Umum yang Dialami

Pernahkah Anda mengalami perut kembung setelah selesai makan? Bisa saja ini akibat Anda menyantap makanan dalam diselimuti emosi negatif. Kondisi kembung merupakan indikasi terjadinya komplikasi perut.

Bagi penderita IBS dan kolitis dampak yang ditimbulkan dapat lebih buruk lagi. Luke menjelaskan seseorang dalam kondisi ini tidak memiliki jenis bakteri yang tepat dalam memecah makanan jadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh Anda.

Anda cenderung makan berlebihan ketika emosional, mengapa demikian?Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, usus dan otak Anda saling berkomunikasi tiada hentinya. Hubungan keduanya bisa terhambat kita kemarahan Anda menerjang. Hal ini menyebabkan otak tidak dapat mengirimkan pesan dengan tepat kepada usus bahwa perut kamu sudah kenyang.

Melemahnya fungsi usus menyebabkan bakteri usus yang merugikan dapat masuk ke aliran darah yang berdampak mengalami diare, radang usus, dan menyerang autoimun.

4 dari 4 halaman

Hal yang Perlu Dilakukan

Ketika Anda tengah dilanda emosi dan stres menyantap makanan tidak direkomendasikan untukmu apalagi bagi penderita komplikasi perut.

Cobalah Anda mengatur nafas perlahan-lahan untuk menenangkan pikiran dari emosi yang melanda. Pada fase-fase ini butuh waktu untuk memahaminya. Jika emosi telah reda, santaplah makanan dengan mengunyahnya dengan benar. Makanan yang tidak dikunyah dengan layak nantinya akan berdampak pada pencernaan Anda.

Setelah selesai makanan, Anda diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan yang berat, terutama berolahraga dan mandi. Luke menjelaskan saat tubuh tengah mencerna makanan, tekanan darah seseorang akan meningkat.

Penulis 

Ignatia Ivani 

Universitas Multimedia Nusantara