Citizen6, Muntilan: Inovasi yang dilakukan oleh Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMP Negeri 1 Muntilan ini patut diberi acungan jempol. Etha Prashilia, Atmi Atkha Sari, dan Tifa Regita berhasil menyulap daun mengkudu menjadi produk olahan siomay yang memiliki nilai ekonomis tinggi.Khasiat yang terdapat dalam daun mengkudu dapat sekaligus dikonsumsi bersamaan dengan mengonsumsi siomay.
“Menurut literatur, daun mengkudu banyak mengandung vitamin A, terpenoid, dan zat antikanker tetapi selama ini masih jarang dimanfaatkan kecuali untuk jamu. Kami berfikir untuk mengolahnya menjadi siomay agar lebih banyak disukai semua usia sebagai alternatif makanan sehat dan menyehatkan.” Demikian disampaikan Etha, ketua kelompok.
Pembuatan siomay “DADU” ini hampir sama dengan pembuatan siomay pada umumnya. Hal yang unik dari siomay ini adalah bentuknya yang menyerupai dadu (kubus) dan dengan bahan dasar daun mengkudu. “Bahan yang digunakan adalah daun mengkudu, tepung pati tapioka, dan tanpa bahan pengawet. Untuk bumbu siomay menggunakan sambal bumbu kacang mirip yang digunakan untuk sate ayam,” terang Atmi, anggota yang lain.
KIR SMP Negeri 1 Muntilan sendiri merupakan salah satu ekstrakurikuler yang potensial. Siswa berlatih meneliti dan menemukan berbagai solusi memecahkan masalah disekitar. Daya kreasi dan penalaran siswa akan lebih berkembang menemukan ide-ide dan inovasi masa depan. “Potensi yang dimiliki siswa kita arahkan untuk berkreasi dan berkompetisi. Dengan pendampingan dan dukungan stakeholder sekolah mungkin saja di masa yang akan datang akan terbentuk sekolah berbasis riset.” Demikian disampaikan Edi Purwanto, selaku Wakasek Kesiswaan.
“Selain Siomay “DADU”, kami juga sedang membuat inovasi yang lain tetapi belum dapat dipublikasikan. Insya Allah sedang kami sempurnakan dan tentunya kami berharap penelitian kami bermanfaat.” Pungkas Etha. (Ary Gunawan)
“Menurut literatur, daun mengkudu banyak mengandung vitamin A, terpenoid, dan zat antikanker tetapi selama ini masih jarang dimanfaatkan kecuali untuk jamu. Kami berfikir untuk mengolahnya menjadi siomay agar lebih banyak disukai semua usia sebagai alternatif makanan sehat dan menyehatkan.” Demikian disampaikan Etha, ketua kelompok.
Pembuatan siomay “DADU” ini hampir sama dengan pembuatan siomay pada umumnya. Hal yang unik dari siomay ini adalah bentuknya yang menyerupai dadu (kubus) dan dengan bahan dasar daun mengkudu. “Bahan yang digunakan adalah daun mengkudu, tepung pati tapioka, dan tanpa bahan pengawet. Untuk bumbu siomay menggunakan sambal bumbu kacang mirip yang digunakan untuk sate ayam,” terang Atmi, anggota yang lain.
KIR SMP Negeri 1 Muntilan sendiri merupakan salah satu ekstrakurikuler yang potensial. Siswa berlatih meneliti dan menemukan berbagai solusi memecahkan masalah disekitar. Daya kreasi dan penalaran siswa akan lebih berkembang menemukan ide-ide dan inovasi masa depan. “Potensi yang dimiliki siswa kita arahkan untuk berkreasi dan berkompetisi. Dengan pendampingan dan dukungan stakeholder sekolah mungkin saja di masa yang akan datang akan terbentuk sekolah berbasis riset.” Demikian disampaikan Edi Purwanto, selaku Wakasek Kesiswaan.
“Selain Siomay “DADU”, kami juga sedang membuat inovasi yang lain tetapi belum dapat dipublikasikan. Insya Allah sedang kami sempurnakan dan tentunya kami berharap penelitian kami bermanfaat.” Pungkas Etha. (Ary Gunawan)